Al-Quds, Purna Warta – Kementerian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza, yang sedang mengalami perang genosida Israel, telah memperingatkan akan segera runtuhnya seluruh sistem layanan kesehatan di wilayah pesisir tersebut.
“Kita hanya tinggal beberapa jam lagi menuju kehancuran sistem kesehatan di Jalur Gaza,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan pada hari Senin (13/5).
Baca Juga : Iran: Perdamaian dan Keamanan Asia Barat Bergantung pada Berakhirnya Pendudukan Palestina
Hal ini disebabkan oleh “kegagalan menyediakan bahan bakar [yang] diperlukan untuk mengoperasikan generator listrik di rumah sakit dan ambulans, serta mengangkut karyawan.”
Pada tanggal 7 Mei, militer Israel merebut penyeberangan Rafah di Gaza selatan, yang berbatasan dengan Mesir dan berfungsi sebagai pintu masuk utama pasokan bantuan, termasuk bahan bakar, ke Gaza.
Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari upaya rezim untuk memperketat cengkeramannya di kota Rafah, yang diklaim sebagai kota “terakhir” yang menjadi benteng utama gerakan perlawanan Palestina, Hamas.
Gerakan ini telah membuktikan bahwa rezim tersebut salah dengan membangun kembali kehadirannya di tempat lain di sepanjang pantai dan melancarkan serangan besar-besaran terhadap pasukan Israel dan wilayah pendudukan dari lokasi tersebut.
Rezim tersebut telah melancarkan perang melawan Gaza sejak 7 Oktober sebagai tanggapan terhadap Badai Al-Aqsa, sebuah operasi pembalasan yang dilakukan oleh kelompok perlawanan di wilayah Palestina.
Baca Juga : Senator AS Serukan Israel untuk Lakukan Serangan Nuklir ke Gaza
Lebih dari 35.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas akibat serangan brutal militer sejauh ini.
Perang tersebut telah menimbulkan banyak korban pada sistem layanan kesehatan Gaza dengan menewaskan sedikitnya 500 personel medis dan mengakibatkan hancurnya puluhan rumah sakit di seluruh wilayah Palestina.