Gaza, Purna Warta – Kementerian Kesehatan Gaza telah meminta bantuan internasional mendesak dan perlindungan sistem perawatan kesehatannya setelah serangan udara Israel merusak parah Rumah Sakit Arab Al-Ahli, membuatnya tidak dapat beroperasi.
Kementerian Kesehatan di Gaza pada hari Sabtu mendesak intervensi global setelah serangan udara Israel yang merusak parah Rumah Sakit Arab Al-Ahli dan memaksa penutupannya.
Baca juga: Demonstran Pro-Palestina Berunjuk Rasa di Kedutaan Besar AS di London di Tengah Unjuk Rasa Global
Dalam sebuah video yang direkam di tempat kejadian, direktur rumah sakit Muneer al-Bursh berdiri di samping sebuah kawah besar dan menunjuk ke kehancuran di beberapa bangunan.
“Bangunan pusat, apotek, laboratorium, dan satu-satunya area penerimaan—tempat ribuan orang terlantar dan pasien yang terluka berlindung—semuanya hancur,” katanya.
Gereja rumah sakit tersebut, yang juga menampung pasien pada saat itu, mengalami kerusakan akibat serangan tersebut, imbuh al-Bursh.
“Ini adalah pendudukan Israel dengan wajah buruknya yang menyasar harapan,” katanya.
“Mereka secara langsung menyasar sistem perawatan kesehatan dan staf medis, dengan terang-terangan mengabaikan hukum kemanusiaan dan internasional.”
Kementerian Kesehatan mengatakan pasien dan pengungsi diarahkan ke Rumah Sakit al-Quds di selatan Kota Gaza, Rumah Sakit Lapangan Bulan Sabit Merah di al-Saraya, dan Kompleks Medis al-Shifa. Ratusan pasien berada di dalam al-Ahli saat pengeboman terjadi.
Menurut kementerian, staf medis terpaksa memprioritaskan perawatan di tengah kekurangan dan kepadatan yang parah.
Rumah sakit tersebut telah menjadi tempat perlindungan yang langka di tengah pemboman terus-menerus, menyediakan perawatan bagi mereka yang telah kehilangan rumah dan tempat berlindung dalam serangan Israel sebelumnya.
“Apa pun yang tersisa sekarang tidak dapat menyediakan tingkat perawatan yang seharusnya tersedia,” kata kementerian.
Kementerian tersebut juga mengatakan militer Israel gagal mengirim atau mengizinkan masuknya pasokan medis penting selama fase awal perjanjian gencatan senjata.
Alih-alih maju ke fase berikutnya, Israel melanjutkan pemboman besar-besaran di Jalur Gaza, kata kementerian tersebut.
Dalam pembaruan terbarunya, Kementerian Kesehatan melaporkan bahwa 11 jenazah telah dibawa ke rumah sakit dalam 24 jam terakhir.
Hal ini meningkatkan jumlah korban tewas akibat serangan Israel sejak dimulainya perang genosida menjadi sedikitnya 50.944, katanya.
Sebanyak 111 orang lainnya terluka, sehingga jumlah total yang terluka menjadi 116.156, menurut kementerian tersebut.