Gaza, Purna Warta – Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza memperingatkan bahwa sekitar 1.500 warga menjadi buta akibat perang, sementara 4.000 lainnya berisiko mengalami kebutaan karena kelangkaan parah obat-obatan dan peralatan medis. Dalam laporan yang dirilis pada Minggu (9/6), kementerian kesehatan Gaza menyatakan bahwa layanan perawatan mata untuk orang buta di Gaza mengalami keruntuhan katastropik akibat perang genosida.
Baca juga: Operasi Gabungan di Shuja’iyyah, Gaza: Tentara Zionis Terjebak oleh Saraya al-Quds
Dr. Abdelsalam Sabah, Direktur Rumah Sakit Mata Gaza, mengungkapkan, “Sektor kesehatan mengalami kekurangan kritis bahan habis pakai dan peralatan medis untuk operasi mata, yang mengakibatkan hampir seluruh layanan bedah kolaps, khususnya untuk penyakit retina dan retinopati diabetik dengan pendarahan internal.” Ia menambahkan, “Rumah Sakit Mata saat ini hanya memiliki 3 gunting bedah yang sudah aus, yang sangat meningkatkan risiko bagi pasien dan menghambat pengobatan efektif.”
Mayoritas cedera mata disebabkan oleh pecahan peluru dari ledakan amunisi dan membutuhkan bahan medis seperti Healon dan benang jahit halus, yang hampir mustahil ditemukan di Gaza akibat blokade. Tanpa intervensi segera dari pihak terkait dan organisasi internasional, Rumah Sakit Mata tidak akan mampu memberikan layanan bedah dalam waktu dekat.
Blokade telah memaksa rumah sakit dan pusat kesehatan di Gaza untuk merasionalisasi obat-obatan seperti pereda nyeri, memberikan pengobatan yang kurang efektif, atau bahkan menolak pasien. Persediaan bedah seperti anestesi, antibiotik pediatrik, dan obat untuk penyakit kronis telah habis sama sekali.
Sejak 18 Maret, ketika rezim Israel melanggar kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas, sekitar 1.900 warga Palestina tewas dan ribuan lainnya luka-luka—sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan.
Baca juga: Jihad Islam Tegaskan Perlawanan Palestina, Kaitkan Pembebasan Tahanan dengan Akhir Perang Gaza
Dampak Kemanusiaan yang Lebih Luas:
-
Krisis Mata: 5.500 kasus gangguan penglihatan serius menunjukkan kegagalan sistemik akses kesehatan dasar
-
Kelangkaan Ekstrim: Hanya 3 gunting bedah untuk seluruh rumah sakit mata menggambarkan hancurnya infrastruktur medis
-
Ancaman Jangka Panjang: Retinopati diabetik yang tidak tertangani akan menyebabkan gelombang kebutaan massal dalam 5-10 tahun mendatang
“Ini bukan sekadar krisis medis, tapi pemusnahan terencana terhadap kapasitas bertahan hidup suatu bangsa,” tegas pakar kesehatan masyarakat WHO.