Gaza, Purna Warta – Direktur jenderal Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan kelaparan telah menambah penyebab kematian anak-anak di wilayah Palestina yang menjadi sasaran perang dan blokade genosida Israel.
“Anak-anak Gaza sekarang meninggal bukan hanya karena bom, tetapi juga karena kelaparan dan penyakit yang tidak diobati,” kata Munir al-Boursh pada hari Selasa.
Ia juga mencatat bahwa Kementerian Kesehatan Gaza menghitung mereka yang tewas karena kelaparan secara terpisah dari mereka yang tewas dalam serangan Israel.
Setidaknya 53 anak telah kehilangan nyawa mereka karena kekurangan gizi yang disebabkan oleh kejahatan Israel yang sengaja membuat orang-orang di Jalur Gaza kelaparan, tambahnya.
Israel melancarkan serangan brutalnya ke Gaza pada 7 Oktober 2023. Sejauh ini, serangan tersebut telah menewaskan sedikitnya 51.240 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan melukai 116.931 lainnya.
Israel juga secara sengaja menargetkan ambulans, rumah sakit, dan pekerja medis Gaza sambil memblokir masuknya semua bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut.
Boursh mengatakan sistem kesehatan Jalur Gaza telah runtuh di bawah pengepungan Israel yang tidak manusiawi, yang telah menyebabkan kekurangan obat-obatan dan listrik yang parah.
“Kami menyediakan layanan kesehatan dalam kondisi yang paling sulit dan paling ekstrem,” dengan 18 dari 38 rumah sakit Gaza masih beroperasi sebagian, katanya.
Pejabat itu lebih lanjut mengatakan bahwa 1.400 petugas medis, termasuk 150 dokter dan 221 perawat, telah tewas dalam genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza.
Mengecam perang pemusnahan Israel dan kelambanan masyarakat internasional, ia mengatakan rezim pendudukan sengaja menargetkan anak-anak.
Baca juga: Pekerja Pelabuhan Maroko Protes Kapal Maersk yang Bawa Suku Cadang F-35 ke Israel
Lebih dari 15.615 anak telah menjadi martir selama perang, termasuk lebih dari 600 anak yang telah tewas sejak 18 Maret.
Sementara itu, Boursh mengatakan serangan udara Israel terhadap tenda-tenda yang melindungi wanita dan anak-anak telah menyebabkan cedera yang mengerikan.
“Mayat-mayat yang datang dalam keadaan terbakar dan terluka,” imbuhnya, yang menunjukkan bahwa militer Israel menggunakan amunisi eksperimental baru “yang diberikan oleh Amerika.”