Yerusalem, Purna Warta – Kelompok perlawanan Palestina (Hamas) telah meminta semua anggota Uni Afrika (AU) untuk mempertimbangkan kembali keputusan tahun lalu untuk memberikan Israel status pengamat di blok pan-Afrika, dan bergabung untuk mencabut langkah tersebut.
“Rezim pendudukan telah lama mempraktikkan terorisme negara, dan secara sistematis melakukan semua jenis kejahatan terhadap rakyat Palestina, wilayah mereka dan tempat-tempat suci. Mereka memberlakukan kebijakan pembersihan etnis dan diskriminasi rasial seperti yang didokumentasikan oleh banyak organisasi hak asasi manusia internasional,” Gerakan Perlawanan Islam, Hamas, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat.
Baca Juga : Digempur Yaman, Prancis Siap Gelontorkan Bantuan untuk UEA
Dalam pernyataan itu juga disebutkan, “Israel melanggar hukum internasional serta hukum humaniter internasional, dan menolak untuk menerapkan lusinan resolusi atau untuk mematuhi rekomendasi yang diajukan oleh komite PBB yang relevan.”
“Memberikan keanggotaan, atau bahkan status pengamat, kepada Israel merupakan pelanggaran mencolok terhadap Piagam Afrika tentang Hak Asasi Manusia dan Rakyat di samping prinsip dan undang-undang AU, yang menolak rasisme dan menuntut dekolonisasi dan hak untuk menentukan nasib sendiri,” lanjut pernyataan itu.
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa memimpin kampanye kontinental untuk membatalkan status Israel sebagai pengamat terakreditasi di Uni Afrika (AU).
Baca Juga : Warga Bahrain Berunjuk Rasa Kecam Kunjungan Menteri Militer Israel
Israel diterima sebagai pengamat AU oleh ketua Komisi Uni Afrika Moussa Faki Mahamat pada Agustus tahun lalu.
Tetapi Afrika Selatan khususnya, yang memimpin Komunitas Pembangunan Afrika Selatan (SADC) dan Aljazair, yang memimpin beberapa anggota Liga Arab Afrika, keberatan dengan keputusan Faki.
Para ahli mengatakan status pengamat Israel sebagian besar dilihat sebagai bagian dari kampanye berkelanjutan rezim Tel Aviv untuk menormalkan hubungan di Afrika.
Beberapa negara Afrika, termasuk Botswana, Afrika Selatan, Namibia, dan Aljazair, telah menentang akreditasi Israel.
Baca Juga : Erdogan: Barat Terus Memperburuk Krisis Ukraina
Mereka mengatakan negara-negara anggota AU tidak diajak berkonsultasi dan keputusan itu bertentangan dengan dukungan badan tersebut untuk perjuangan Palestina.