Kelompok Advokasi Tahanan Palestina Desak Israel Segera Akhiri Kekerasan Terhadap Para Tahanan

Seorang tentara Israel terlihat di menara penjaga di Penjara Gilboa.

Yerusalem, Purnawarta – Sebuah kelompok advokasi tahanan Palestina telah mengeluarkan ultimatum kepada Israel untuk menghentikan tindakan represif terhadap narapidana setelah enam narapidana melarikan diri dari penjara Israel yang mempunyai keamanan tinggi.

Berbicara pada aksi pro-tahanan di luar markas Palang Merah di Kota Gaza pada hari Senin (13/9) seorang pejabat senior dari Gerakan Tawanan Palestina, Ibrahim Mansour mengatakan orang-orang dan faksi-faksi Palestina akan mengambil langkah besar jika pelanggaran Israel berlanjut terhadap para narapidana.

Mansour memberi Layanan Penjara Israel (IPS) kesempatan hingga 17 September untuk mencabut tindakan hukuman terhadap mereka yang mendekam di balik jeruji penjara Israel, menambahkan, “Para tahanan akan memulai pertempuran terbuka pada hari Jumat jika sipir Israel tidak menanggapi tuntutan mereka”

Sementara itu, pejabat senior Hamas Mushir al-Masri menggambarkan masalah para tahanan sebagai prioritas utama bagi bangsa Palestina.

Pada dini hari tanggal 6 September, setidaknya enam tahanan Palestina melarikan diri dari penjara Israel yang mempunyai keamanan tinggi tersebut. Lima dari mereka adalah anggota gerakan perlawanan Palestina Jihad Islam, yang datang dari kota-kota dekat kota Jenin di Tepi Barat utara.

Pihak berwenang Israel mengumumkan bahwa mereka telah menangkap Zakaria Zubeidi, Mohammad Arda, Mahmoud Arda, dan Yacoub Qadri di Tepi Barat yang diduduki dalam beberapa hari terakhir.

Laporan yang muncul menunjukkan bahwa mereka dipukuli habis-habisan dan Layanan Penjara Israel (IPS) telah mengirim banyak tahanan Palestina ke sel isolasi dan membatasi akses mereka ke layanan penting.

Kementerian Luar Negeri Palestina peringatkan tindakan pembalasan IPS terhadap para tahanan

Secara terpisah, Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Palestina dalam sebuah pernyataan meminta masyarakat internasional, Komite Palang Merah Internasional (ICRC) dan PBB untuk menindaklanjuti kondisi tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.

Kementerian menuntut agar organisasi kemanusiaan memastikan para narapidana tidak mengalami penyiksaan dan pelecehan, dan memaksa Israel untuk menerapkan Konvensi Jenewa Ketiga, terkait dengan perlakuan terhadap para tahanan.

Sejak pekan lalu, ribuan tahanan politik Palestina di penjara Israel telah menghadapi kampanye represif menyusul pelarian enam narapidana.

“Keputusan Israel untuk memberlakukan bentuk hukuman kolektif tambahan pada 4.600 warga Palestina yang ditahan secara tidak sah, termasuk wanita dan anak-anak, serta keluarga mereka. Hal tersebut memperburuk kondisi penahanan ilegal dan tidak manusiawi mereka. Ini adalah penghinaan yang keterlaluan dan tidak dapat diterima yang sama sekali, hal tersebut tidak sesuai dengan kewajibannya di bawah hukum internasional,” bunyi pernyataan itu.

“Negara Palestina menganggap Israel bertanggung jawab penuh atas kesehatan dan kesejahteraan para tahanan Palestina, termasuk Zakaria Zubeidi yang dilarikan ke pusat medis di Haifa untuk perawatan medis setelah dia mengalami pemukulan ekstrem oleh polisi Israel, terutama di wajahnya.” Tambahnya.

Kelompok perlawanan Palestina telah menganggap Israel bertanggung jawab atas kehidupan para tahanan, dan memperingatkan rezim terhadap dampak yang merugikan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *