Gaza, Purna Warta – Kelompok advokasi tahanan mengatakan bahwa tahanan politik Palestina dalam penahanan Israel berencana untuk memulai serangkaian tindakan termasuk mogok makan, sebagai bentuk protes terhadap tindakan represif rezim Israel yang sedang berlangsung.
Komisi Urusan Tahanan Otoritas Palestina dan Masyarakat Tahanan Palestina (PPS) pada hari Sabtu (11/9) mengatakan bahwa para tahanan akan memboikot Layanan Penjara Israel (IPS) dan peraturannya. Mereka juga akan memulai mogok makan secara bertahap. Sementara itu banyak narapidana diharapkan untuk bergabung dalam mogok makan setiap hari, Kantor berita resmi Palestina WAFA melaporkan.
Baca Juga : Khaled Mashaal Serukan Peringanan Penderitaan Warga Palestina di Lebanon
Setelah enam warga Palestina pada hari Senin (6/9) berhasil melarikan diri dari penjara Gilboa yang dijaga ketat Israel, rezim menerapkan kampanye represif terhadap lebih dari 4.500 tahanan politik Palestina di penjara-penjara Israel. Empat dari enam napi telah ditangkap, sedangkan dua lainnya masih buron.
Setelah pelarian enam narapidana baru-baru ini, Israel mengadopsi tindakan hukuman kolektif terhadap para tahanan Palestina.
Langkah-langkah hukuman tersebut antara lain memindahkan puluhan tahanan ke sel isolasi, mencegah narapidana pergi ke halaman penjara, melarang narapidana bertemu keluarga mereka, dan menutup kantin.
Setelah pembobolan penjara, Rezim Israel juga telah memutuskan untuk merelokasi narapidana di Gilboa. Tindakan tersebut memicu aksi-faksi perlawanan Palestina, mereka menyatakan bahwa hari Jumat adalah hari kemarahan untuk memprotes keputusan Israel.
Baca Juga : Jurnalis: Pembobolan Penjara Telah Jerumuskan Israel ke Dalam Krisis Keamanan Lain
Menanggapi tindakan keras Israel dan tindakan IPS, para tahanan membakar sel tahanan di dalam penjara Israel Ofer dan Kzi’ot minggu lalu. IPS telah mengirim banyak tahanan ke sel isolasi dan membatasi akses tahanan ke layanan penting.
Mengutip Komite Palang Merah Internasional, PPS mengatakan dalam sebuah pernyataan Kamis bahwa IPS melarang keluarga Palestina mengunjungi kerabatnya di penjara sampai akhir bulan ini.
Gerakan perlawanan Jihad Islam dan beberapa faksi politik Palestina pada hari Sabtu (11/9) memperingatkan Israel agar tidak membahayakan nyawa para tahanan yang melarikan diri dari Gilboa.
Dalam sebuah pernyataan, Jihad Islam mengatakan bahwa Tel Aviv bertanggung jawab penuh atas kehidupan Yaqoub Qadri (48) dan Mahmoud Abdullah Ardah (45) yang dikatakan telah ditangkap kembali di kota Nazareth.
Baca Juga : Palestina Peringatkan Israel Paska Penangkapan 4 Tahanan yang Melarikan Diri
Jihad Islam memperingatkan bahwa bahaya apa pun yang menimpa mereka sama dengan deklarasi perang terhadap Palestina, yang memicu serangkaian tindakan pembalasan cepat terhadap rezim Tel Aviv.
Lebih dari 7.000 tahanan Palestina saat ini ditahan di sekitar 17 penjara Israel, puluhan dari mereka menjalani hukuman seumur hidup. Pasukan Israel juga telah menangkap lebih dari 17.000 anak di bawah umur sejak tahun 2000.