Gaza, Purna Warta – Setelah empat bulan kekerasan Israel yang tiada henti, warga Palestina di Khan Younis kembali dan mendapati rumah mereka hancur menjadi puing-puing setelah penarikan pasukan Israel.
Baca Juga : Di Tengah Ancaman Pembalasan Iran, Israel Diduga akan Serang Fasilitas Publik Sendiri
Koresponden Al Jazeera Hind Khoudary mengunjungi lingkungan Khan Younis di Gaza, Palestina, yang porak-poranda setelah kepergian pasukan Israel, menyaksikan kehancuran luas yang membuat warga terkejut. “Warga mengatakan kepada kami bahwa mereka bahkan tidak mengenali rumah dan lingkungan mereka karena besarnya kerusakan yang terjadi,” Khoudary melaporkan, menyoroti skala kehancuran yang terjadi.
“Tidak ada jalan lagi. Jalanan berubah menjadi tumpukan pasir,” tambah Khoudary, menekankan tingkat kerusakan yang terjadi. “Bahkan rumah yang masih berdiri pun tidak layak huni.”
Pengungsi Palestina, setelah bertahan di tempat penampungan sementara di dekat Rafah, memulai perjalanan kembali ke rumah mereka, hanya untuk menemukan rumah mereka dalam reruntuhan. Muhammad Yunis, seorang warga Palestina berusia 51 tahun dari Gaza utara, mengungkapkan keputusasaannya, dengan menyatakan, “Bukankah pemboman, kematian dan kehancuran sudah cukup? Masih ada mayat di bawah reruntuhan. Kami bisa mencium bau busuk.”
Jumlah korban akibat konflik ini sangat mengejutkan, dengan setidaknya 33.175 orang tewas di Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak, sejak dimulainya serangan Israel pada bulan Oktober. Kementerian Kesehatan Gaza memperkirakan sekitar 7.000 orang hilang, diyakini terkubur di bawah puing-puing bangunan yang dibom.
Maha Thaer, ibu empat anak yang kembali ke Khan Younis, mengungkapkan kenyataan suramnya, dengan menyatakan, “meskipun tidak layak untuk ditinggali, tapi lebih baik daripada tenda,” saat dia bersiap untuk pindah kembali ke apartemennya yang rusak parah.
Baca Juga : Ratusan Warga Berunjukrasa Protes Iklim Belanda; Polisi Blokir Thunberg
Buntut dari perang Israel telah menyebabkan sebagian besar wilayah Gaza hancur, dengan kerusakan infrastruktur penting diperkirakan mencapai $18,5 miliar, terutama perumahan, menurut laporan Bank Dunia.