Kapasitas Layanan Kesehatan Gaza Turun Hingga 70 Persen

Gaza, Purna Warta – Kampanye militer Israel yang brutal telah melumpuhkan sebagian besar sektor kesehatan Gaza dan mengurangi kapasitas klinisnya hingga 70 persen, kata Kementerian Kesehatan di wilayah yang terkepung itu. Akibatnya, Gaza lebih bergantung pada rumah sakit lapangan, yang sering kali kekurangan layanan dasar, untuk merawat pasien yang tidak dapat menemukan tempat di rumah sakit, kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa.

Baca juga: Israel Targetkan Serang Rumah Sakit, Lebih dari 1000 Petugas Medis Tewas di Gaza

Kementerian tersebut mengimbau organisasi internasional dan hak asasi manusia “untuk mengungkap nasib” puluhan tenaga kesehatan yang diculik oleh pasukan Israel dari fasilitas kesehatan.

Bulan lalu, seorang dokter Palestina terkemuka, Adnan al-Bursh, yang bekerja di Rumah Sakit Shifa Gaza, meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Surat kabar Israel Haaretz melaporkan pada hari Selasa bahwa Iyad Rantisi, 53, seorang dokter terkemuka dari Gaza tewas pada bulan November saat diinterogasi oleh badan mata-mata internal Israel, Shin Bet.

Menanggapi berita tersebut, Kantor Media Pemerintah Gaza menggambarkan “eksekusi dokter Rantisi oleh pendudukan di dalam penjara Israel sebagai kejahatan yang mengerikan.”

Kantor media tersebut telah mengeluarkan pernyataan tentang situasi yang berkaitan dengan perawatan tenaga medis Palestina oleh pasukan Israel.

“Kami menyerukan penyelidikan internasional atas kejahatan penangkapan dan eksekusi tenaga medis Palestina oleh pendudukan.”

“Kami menuntut pendudukan untuk membebaskan 310 tenaga medis yang menjadi korban penyiksaan,” katanya. “Kami menganggap pendudukan dan pemerintah Amerika bertanggung jawab atas nyawa dan keselamatan tenaga medis.”

Hingga 7 Juni, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mendokumentasikan 476 serangan terhadap fasilitas perawatan kesehatan di Gaza, yang menewaskan 727 orang dan melukai 933 orang.

Kantor media Gaza telah memperingatkan bahwa kurangnya bantuan, termasuk makanan, suplemen gizi, dan vaksin, telah membuat 3.500 anak berisiko meninggal karena kekurangan gizi.

Baca juga: Warga Palestina Mengungsi dari Pinggiran Kota Gaza Setelah Israel Mengeluarkan Perintah Evakuasi Paksa

“Kami menyerukan kepada masyarakat internasional dan semua negara di dunia bebas untuk mengutuk kejahatan ini, yang… melanggar hukum internasional,” katanya.

Lebih dari 16.000 anak telah terbunuh selama agresi Israel sejak Oktober, menurut perkiraan terbaru oleh Kementerian Kesehatan Palestina. 98% anak-anak di Gaza tidak memiliki akses ke air minum yang aman.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *