Gaza, Purna Warta – Gerakan perlawanan Jihad Islam Palestina mengatakan bahwa pemukim Israel adalah “target sah” dari perlawanan Palestina karena laporan baru-baru ini menunjukkan bahwa pemukim dan pasukan pendudukan bekerja sama dalam serangan yang menewaskan sejumlah warga Palestina.
“Apa yang diungkapkan media berbahasa Ibrani tentang keterlibatan pemukim dalam pembunuhan 11 warga Palestina di Tepi Barat selama sebulan terakhir adalah bukti nyata tingkat terorisme yang dialami bangsa kita,” kata Tariq Salmi, juru bicara gerakan tersebut.
Menurut Palestine Today, tentara rezim mendukung tindakan teror pemukim Israel terhadap Palestina. Kantor berita tersebut menembahkan bahwa semua Zionis terlibat dalam setiap kejahatan terhadap rakyat Palestina.
Salmi mengatakan bahwa tentara rezim Israel mendukung tindakan teroris pemukim Israel terhadap Palestina. Seluruh Zionis terlibat dalam kejahatan apapun terhadap bangsa Palestina. Dia mengatakan, “Palestina adalah target skenario Zionis dari pembunuhan, pendudukan, pembakaran tanah dan tanaman pertanian, serangan, juga perusakan properti dan aset Palestina dengan tujuan mengusir mereka dari tanahnya.”
Dia juga mengatakan bahwa laporan yang mengungkapkan kerja sama pasukan Israel dan pemukim Israel untuk membunuh warga Palestina telah sampai ke lembaga internasional.
“Hati nurani dunia harus dibangkitkan untuk melawan terorisme semacam itu,” katanya.
“Kami, sebagai rakyat Palestina, memiliki prioritas dan hak mendasar untuk membela diri melawan terorisme ini. Oleh karena itu, para pemukim adalah target sah dari perlawanan.” kata juru bicara itu.
Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi lonjakan tajam dalam tindakan agresi yang dilakukan oleh pemukim Israel terhadap warga Palestina.
Serangan oleh pemukim terhadap warga Palestina dilakukan sementara tentara Israel berdiam diri merupakan kejadian umum di wilayah pendudukan. Foto dan video yang baru-baru ini muncul menunjukkan bahwa pemukim dan tentara telah bekerja sama untuk menyerang desa dengan peluru tajam.
Salah satu video yang diperoleh oleh kelompok hak asasi manusia Israel B’Tselem menunjukkan seorang pemukim bertelanjang dada dengan penutup wajah dan dipersenjatai dengan senapan otomatis sedang membidik desa-desa Palestina. Pemukim tersebut melepaskan tembakan sambil berdiri di depan seorang tentara Israel.
OCHA: Israel mengungsikan 656 warga Palestina tahun ini
Pasukan Israel juga berulang kali menghancurkan rumah-rumah Palestina dengan dalih bahwa mereka tidak memiliki izin bangunan, terlepas dari kenyataan bahwa rezim Tel Aviv tidak akan pernah memberikan izin tersebut kepada warga Palestina, agar dapat membangun lebih banyak rumah ilegal bagi para pemukimnya.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan pada hari Jumat (16/7) bahwa pihak berwenang Israel telah menghancurkan, menyita atau memaksa orang untuk menghancurkan setidaknya 474 bangunan milik Palestina termasuk 150 bangunan yang didanai pendonor juga menggusur 656 orang, termasuk 359 anak-anak di Tepi Barat yang diduduki sejak awal tahun ini.
“Jumlah orang yang mengungsi mengalami peningkatan hampir 70 persen dengan peningkatan hampir 75 persen pada anak-anak dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2020.” kata OCHA.
Ia juga mengatakan PBB telah berulang kali meminta Israel untuk menghentikan pembongkaran dan penyitaan properti Palestina dan memperhatikan perilakunya sesuai dengan kewajibannya sebagai pendudukan di bawah hukum humaniter internasional.
Kekerasan rezim Israel terhadap warga Palestina, khususnya plot penghancuran rumah-rumah Palestina di lingkungan Yerusalem Timur, Sheikh Jarrah menyebabkan perang 11 hari antara kelompok perlawanan Palestina di Jalur Gaza dan rezim pada bulan Mei, sebagai akibatnya. lebih dari 250 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak tewas di Gaza yang terkepung.
Terlepas dari gencatan senjata yang mengakhiri agresi, Israel terus melanjutkan kebijakan pencurian tanah dan kekerasan terhadap warga Palestina di seluruh wilayah pendudukan.