Gaza, Purna Warta – Gerakan perlawanan Jihad Islam Palestina mengatakan Israel tidak akan mampu mencapai tujuannya di Jalur Gaza melalui serangan brutalnya di wilayah Palestina.
Berbicara kepada situs berita Palestine Today pada hari Minggu, wakil ketua Jihad Islam Mohammad al-Hindi menganggap Amerika Serikat bertanggung jawab atas berlanjutnya perang genosida Israel di Gaza dan rencana invasi ke kota Rafah di selatan.
Baca Juga : Konspirasi Barat untuk Mendominasi Negara-Negara Islam
“Pernyataan Washington menjadi lampu hijau bagi tentara pendudukan untuk melanjutkan agresinya, khususnya invasi Rafah,” ujarnya.
“Pemboman biadab Israel di Jalur Gaza tidak akan mencapai tujuan pendudukan apa pun.”
“Pendudukan […] terjebak di lumpur Gaza,” tambahnya.
Hindi juga merujuk pada putaran terakhir perundingan gencatan senjata di Gaza, di mana kelompok perlawanan Hamas menerima kesepakatan yang diajukan oleh mediator Qatar dan Mesir.
Namun, Israel menolak usulan tersebut, dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan penarikan pasukan pendudukan dari Jalur Gaza akan “membuat Hamas tetap utuh.”
“Perlawanan telah menunjukkan fleksibilitas dalam negosiasi dan menyetujui penarikan bertahap pendudukan,” kata pejabat Jihad Islam.
Baca Juga : Ayatullah Khamanei Tekankan Ikatan Kuat antara Iran dan Kurdi
Kebenaran di balik motif Netanyahu “diungkapkan kepada dunia setelah kelompok perlawanan menyetujui proposal mediator,” tambahnya.
Hindi lebih lanjut menekankan bahwa perlawanan Palestina bernegosiasi dengan cara yang melayani kepentingan bangsa.
Netanyahu terjebak dalam ‘lingkaran setan perang Gaza’
Dalam pernyataan serupa, Ezzat al-Rishq, seorang pejabat senior Hamas, mengatakan Netanyahu dan militernya terjebak “dalam lingkaran setan” dengan memimpin serangan Gaza yang “tidak berarti dan tanpa tujuan”.
Israel mengobarkan perang brutal di Gaza yang terkepung pada 7 Oktober setelah Hamas melakukan operasi bersejarah terhadap entitas perampas tersebut sebagai pembalasan atas kekejaman yang semakin intensif terhadap rakyat Palestina.
Rezim Tel Aviv sejauh ini telah membunuh sedikitnya 34.971 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai 78.641 lainnya.
Baca Juga : Di PBB, Iran Keluhkan Pembatasan yang Hambat Kemajuan Tekhnologi Negara-Negara Berkembang
Awal pekan ini, pasukan Israel menguasai sisi Palestina di persimpangan Rafah antara Mesir dan Gaza dan mulai melakukan pengeboman di kota tersebut. Para pejabat Israel mengatakan ini adalah langkah pertama menuju serangan skala penuh terhadap Rafah, rumah bagi sekitar 1,5 juta warga Palestina yang terpaksa mengungsi akibat serangan gencar di Gaza.