Gaza, Purna Warta – Jihad Islam Palestina (PIJ) dan Fatah mengecam serangan udara Israel terhadap sebuah sekolah di Kota Gaza, yang menewaskan lebih dari 100 orang, menyebutnya sebagai kejahatan perang dan bagian dari pola kekerasan yang lebih luas terhadap warga Palestina.
Baca juga: Israel Cabut Akreditasi Diplomatik Norwegia Terkait Pengakuan Palestina
Dalam sebuah pernyataan, Jihad Islam Palestina (PIJ) menyebut serangan terhadap Sekolah al-Tabin di lingkungan al-Daraj di Kota Gaza sebagai “kejahatan perang total”, dan mengecam pembenaran militer Israel untuk menargetkan sekolah sebagai tidak berdasar.
“Alasan tentara musuh untuk menghancurkan sekolah sama dengan alasan yang digunakan untuk menghancurkan rumah sakit sebelumnya, dan itu telah terbukti salah,” bunyi pernyataan itu.
PIJ juga mengkritik lembaga dan pengadilan internasional karena gagal meminta pertanggungjawaban para pemimpin Israel sebagai penjahat perang, dan mengaitkan kegagalan ini dengan serangan yang terus berlanjut.
Seorang juru bicara presiden Palestina mengutuk pembantaian itu, menggambarkannya sebagai bagian dari pola harian tindakan kriminal oleh Israel, yang ia tuduh berusaha memusnahkan rakyat Palestina di tengah kebungkaman internasional.
Selain Jihad Islam Palestina, Fatah juga mengutuk serangan itu, menyebutnya sebagai lambang terorisme dan mendesak tindakan internasional.
Faksi-faksi Palestina lainnya juga mengutuk serangan itu, dengan banyak yang menganggap pemerintahan Biden bertanggung jawab atas dukungannya yang terus berlanjut terhadap Israel.
Hanya beberapa jam sebelum serangan itu, pemerintahan Biden telah menyetujui lebih dari $3 miliar bantuan bagi Israel untuk membeli lebih banyak senjata.
Upaya penyelamatan terus berlanjut di lokasi sekolah yang dibom, dengan 80 jenazah teridentifikasi sejauh ini, sementara 20 jenazah masih belum teridentifikasi.
Selain itu, 15 jenazah tiba di rumah sakit dalam keadaan terpotong-potong, sehingga tidak mungkin diidentifikasi.
Keluarga berusaha keras untuk mengidentifikasi orang yang mereka cintai, mencari kemungkinan tanda atau ciri-ciri unik.
Tamer Kirolos, direktur regional Save the Children, menggambarkan serangan itu sebagai “serangan paling mematikan di sekolah sejak Oktober lalu,” dan mengungkapkan kesedihannya atas hilangnya nyawa, termasuk banyak anak-anak.
Baca juga: Plt Ketua Umum Golkar Akan Berkomitmen Sukseskan Prabowo-Gibran
Ia menyoroti bahwa anak-anak merupakan sekitar 40 persen dari mereka yang tewas dan terluka di Gaza sejak Oktober.
“Warga sipil, anak-anak, harus dilindungi. Gencatan senjata definitif segera adalah satu-satunya cara yang dapat diperkirakan akan terjadi,” tambah Kirolos.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sedikitnya 39.790 orang telah tewas dan 91.702 orang terluka dalam serangan militer Israel di Gaza sejak 7 Oktober.