Rezim Israel telah meningkatkan tindakan keras hariannya terhadap warga Palestina di seluruh Tepi Barat yang diduduki dengan penangkapan, penyergapan, serangan malam hari, dan serangan keamanan yang lebih sewenang-wenang menyusul pelarian enam narapidana dari penjara Israel.
Pada hari Rabu (22/9), kantor berita Wafa Palestina mengatakan bahwa rezim telah menangkap enam warga Palestina dari seluruh Tepi Barat selama invasi rumah dan serangan mendadak pada malam hari.
Seorang ditangkap setelah pasukan menyerang rumahnya dan mengamuk di sana, di kamp pengungsi Jalazone di utara kota Ramallah.
Empat lagi ditangkap dari kamp pengungsi Shuafat di al-Quds Timur oleh pasukan Israel yang bersembunyi di sebuah minibus.
Dan seorang lagi ditangkap di kota Yerikho, yang terletak di sebelah timur Ramallah.
Israel tidak pernah memberikan alasan konkret atau menghasilkan bukti yang dapat membenarkan mereka melakukan operasi tersebut. Rezim juga tidak pernah meminta izin hukum apapun sebelum melakukan penangkapan.
Wafa mengatakan penggrebekan terjadi di daerah-daerah yang seharusnya berada di bawah yurisdiksi penuh Otoritas Palestina secara teratur. Hal tersebut membuktikan sifat sewenang-wenang dari kampanye penangkapan besar-besaran yang dilakukan Israel.
“Di bawah hukum militer Israel, komandan tentara memiliki otoritas eksekutif, legislatif, dan yudisial penuh atas tiga juta warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat. Palestina tidak memiliki suara tentang bagaimana otoritas ini dijalankan,” tulis badan tersebut.
Pada hari Rabu, pasukan Israel juga menyerbu beberapa kota Palestina di daerah Jenin di utara Tepi Barat dan mendirikan pos pemeriksaan di sana.
Tidak ada penangkapan yang dilakukan selama penggerebekan. Para pengamat mengidentifikasi hal tersebut sebagai taktik menakut-nakuti yang digunakan Rezim Israel.
Jenin telah menerima beban eskalasi dalam agresi Israel karena enam orang Palestina yang melarikan diri dari penjara Israel berasal dari tempat tersebut.
Rezim telah menangkap kembali semua tahanan yang melarikan diri, tetapi keberhasilan mereka dalam menghancurkan mitos keamanan Tel Aviv tetap hidup untuk menginspirasi bangsa-bangsa yang tertindas.