Israel Perketat Kontrol atas Rafah, Bantuan Kemanusiaan Dihentikan

Israel Perketat Kontrol atas Rafah, Bantuan Kemanusiaan Dihentikan

Rafah, Purna Warta Penghentian aliran bantuan ke Gaza melalui perbatasan Rafah dengan Mesir terjadi ketika pasukan Israel mengambil alih kendali pihak Palestina, menurut sumber-sumber kemanusiaan.

Di tengah meningkatnya kekerasan Israel, ketakutan akan krisis kemanusiaan meningkat di Rafah, sehingga memicu seruan mendesak untuk melakukan intervensi.

Baca Juga : Hamas Sepakati Proposal Mesir-Qatar untuk Gencatan Senjata di Gaza

Sumber bantuan kemanusiaan mengungkapkan kepada Reuters bahwa pengiriman pasokan penting ke Gaza telah terhenti, sehingga memperburuk kekhawatiran akan terjadinya bencana di Rafah. PBB telah berulang kali memperingatkan dampak buruk invasi darat Israel, dan menyoroti kerentanan Rafah sebagai tempat perlindungan terakhir bagi warga Palestina.

Laporan dari Al Jazeera Arab menunjukkan bahwa korban jiwa terus meningkat, dengan tiga orang tewas dalam serangan udara Israel di kediaman milik keluarga al-Darbi. Pengeboman semalam telah merenggut nyawa sedikitnya dua belas orang lainnya dalam serangan terpisah di Rafah, sehingga memperburuk keadaan kota tersebut.

Meningkatnya serangan militer Israel telah membuat penduduk Rafah berada dalam tekanan dan ketidakpastian. Ketika pengungsian internal menjadi kenyataan yang suram, penduduk kota ini bergulat dengan ancaman kekerasan lebih lanjut.

Tindakan militer Israel telah menargetkan daerah pemukiman, meningkatkan kekhawatiran akan kehancuran yang meluas seperti kehancuran yang terjadi di Khan Younis. Parahnya situasi ini terlihat dari laporan langsung mengenai malam yang ditandai dengan kekerasan dan pengrusakan tanpa henti.

Penyitaan perbatasan Rafah oleh pasukan Israel menandakan langkah strategis untuk mengisolasi Gaza dari bantuan kemanusiaan penting. Persimpangan tersebut, yang merupakan jalur vital bagi pasokan, kini menjadi simbol kerentanan wilayah tersebut di tengah meningkatnya permusuhan Israel.

Baca Juga : Iran Ajak Pimpinan Universitas Negara-negara Islam untuk Advokasi Hak-Hak Palestina

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berada di bawah tekanan domestik yang meningkat setelah Hamas menerima proposal gencatan senjata yang ditengahi oleh Qatar dan Mesir. Demonstrasi di Tel Aviv mencerminkan keinginan masyarakat agar pemerintah melakukan intervensi untuk menjamin pembebasan tawanan dan mengakhiri siklus kekerasan di Gaza, yang telah menyebabkan sedikitnya 34.735 orang tewas dan 78.108 luka-luka sejak 7 Oktober.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *