Tel Aviv, Purna Warta – Israel dilaporkan telah memanipulasi sinyal Sistem Pemosisian Global (GPS) yang berbasis di AS untuk menipu sistem navigasi, sehingga membahayakan penerbangan sipil sejak dimulainya perang genosida di Jalur Gaza.
Pemalsuan GPS, yang mengirimkan sinyal lokasi palsu ke satelit, telah mengakibatkan pesawat, orang, dan bahkan kapal yang berada ratusan mil dari Lebanon terdaftar di bandara internasional Beirut, menurut laporan National Public Radio (NPR).
Tindakan spoofing GPS “dimaksudkan untuk mencegah roket dan rudal namun pada saat yang sama meningkatkan risiko bagi penumpang maskapai penerbangan sekaligus memaksa pilot dan kapten kapal untuk meninggalkan sistem keselamatan otomatis yang dikembangkan selama beberapa dekade.”
Todd Humphreys, seorang profesor teknik kedirgantaraan di Universitas Texas di Austin, mengatakan bahwa dia dan mahasiswanya telah melacak sinyal palsu tersebut ke “pangkalan udara tertentu yang dijalankan oleh militer Israel” di wilayah pendudukan.
“Saya ingin mengatakan bahwa spoofing adalah gangguan baru. Daripada hanya mengganggu sinyal dan memutus hubungan dengan satelit GPS, mereka malah memberikan sinyal palsu,” tambahnya.
Sementara itu, Mohammed Aziz, konsultan Middle East Airlines Lebanon dan pensiunan kapten maskapai penerbangan, mengatakan tidak seperti jamming, pilot dapat dengan mudah salah mengira sinyal palsu sebagai sinyal asli.
“Anda tidak mendapat peringatan di pesawat bahwa sinyalnya palsu,” tegasnya.
Aziz lebih lanjut mencatat bahwa hilangnya sinyal GPS yang andal dan akurat telah mendorong pilot untuk kembali melakukan praktik yang sudah berusia setengah abad, seperti melaporkan titik lokasi di lapangan.
Sebelumnya, juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengakui bahwa rezim tersebut mengganggu sinyal GPS.
Lebanon juga mengumumkan akan mengajukan pengaduan ke Dewan Keamanan PBB terhadap Israel karena mengganggu sistem navigasinya yang melanggar kedaulatan negara.
Lebanon mengatakan akan mengajukan pengaduan ke Dewan Keamanan PBB terhadap Israel karena mengganggu sistem navigasinya.
Israel melancarkan agresi brutalnya terhadap Gaza pada tanggal 7 Oktober setelah kelompok perlawanan Hamas Palestina melakukan Operasi Badai Al-Aqsa terhadap entitas perampas tersebut sebagai pembalasan atas kekejaman yang semakin intensif terhadap rakyat Palestina.
Rezim Tel Aviv sejauh ini telah membunuh setidaknya 34.305 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai 77.293 lainnya.
Israel juga saling melancarkan serangan mematikan dengan gerakan perlawanan Hizbullah di Lebanon.