Al-Quds, Purna Warta – Pasukan pendudukan Israel dilaporkan menggali 1.100 kuburan di sebuah kuburan di Jalur Gaza dan “mencuri” 150 jenazah warga Palestina, yang baru-baru ini terbunuh dalam serangan udara rezim tersebut, menurut kantor media pemerintah di Gaza.
Baca Juga : IRGC Tambahkan Kapal Perang Abu Mahdi Muhandis, 100 Kapal Serang Cepat ke Armada Angkatan Laut
Buldoser Israel menghancurkan pemakaman Tuffah, sebelah timur Gaza, dan mengakibatkan “penodaan” terhadap jenazah, kata kantor media dalam pernyataannya pada hari Sabtu,
Pernyataan tersebut mengatakan bahwa pasukan militer Israel mencuri dan mengangkut jenazah warga Palestina tersebut ke “tujuan yang tidak diketahui, sekali lagi hal ini menimbulkan kecurigaan adanya pencurian organ.”
Ini bukan pertama kalinya pasukan Israel melakukan “kejahatan keji,” katanya, mengutip insiden bulan lalu ketika pasukan rezim mengembalikan 80 jenazah warga Palestina setelah mereka mencurinya dari Kota Gaza dan wilayah utara Gaza.
Baca Juga : Dua Kapal Tanker Israel Diserang Drone di Lepas Pantai Maladewa
Pemerintah mengatakan sebelumnya bahwa beberapa jenazah dikembalikan dengan organ mereka “dicuri.”
Rami Abdu, direktur kelompok hak asasi manusia Euro-Med Monitor, juga menulis dalam pesannya di X tentang penodaan kuburan oleh pasukan Israel.
“Buldoser Israel dengan kejam menggali dan menghancurkan pemakaman al-Batish, yang dimaksudkan untuk keadaan darurat. Jenazah, termasuk sepupu saya, yang dikuburkan baru-baru ini, kini berserakan,” tulisnya, seraya menambahkan bahwa, “rasa tidak hormat terhadap jenazah sungguh di luar jangkauan akal.”
Kelompok hak asasi manusia menuduh Israel mencuri mayat dari fasilitas medis Gaza untuk pengambilan organ ilegal.
Baca Juga : Kampanye Tekanan Israel Bertujuan untuk Gagalkan Kasus Genosida ICJ
“Israel dianggap sebagai pusat perdagangan ilegal organ tubuh manusia secara global,” kata Euro-Med dalam sebuah laporan pada bulan November, mengutip investigasi CNN yang juga menunjukkan Israel terlibat dalam pencurian organ dari mayat warga Palestina.