Gaza, Purna Warta – Pasukan rezim Israel telah membunuh seorang perwira tinggi keamanan Palestina setelah serangan kekerasan di Rumah Sakit al-Shifa di Jalur Gaza ketika entitas pendudukan terus melanjutkan perang genosida selama berbulan-bulan terhadap wilayah yang terkepung.
Brigadir Jenderal Fayeq al-Mabhouh, komandan Kepolisian di Jalur Gaza, tewas dalam penyerbuan kompleks medis al-Shifa oleh rezim Israel pada Senin dini hari.
Baca Juga : Hamas: Israel Berusaha Mengganggu Pembicaraan Doha mengenai Gencatan Senjata
Sumber-sumber lokal mengatakan Mabhouh “menolak untuk menyerah kepada pasukan Israel, dan menyerang mereka sebelum kematiannya.”
Mabhouh adalah perwira terkemuka di aparat keamanan wilayah Palestina yang terkepung dan baru-baru ini bertanggung jawab mengamankan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza utara setelah berbulan-bulan kebijakan kelaparan yang diberlakukan Israel.
Perwira tinggi tersebut juga merupakan koordinator antara polisi Palestina di Gaza, keluarga di wilayah tersebut dan badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA).
Militer Israel mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan Mabhouh serta serangan kekerasan terhadap fasilitas medis.
Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan sekitar 30.000 orang, termasuk warga sipil yang mengungsi, pasien yang terluka, dan staf medis terjebak di dalam rumah sakit.
Militer Israel mengumumkan pada hari sebelumnya bahwa pasukannya “melakukan operasi presisi tinggi” di rumah sakit al-Shifa terhadap apa yang mereka sebut sebagai “pejuang senior Hamas.”
Kementerian Kesehatan mengecam serangan tersebut sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap hukum humaniter internasional dan Konvensi Jenewa Keempat, dan mengatakan bahwa militer rezim tersebut menggunakan narasi palsu untuk membenarkan tindakannya.
Kementerian tersebut meminta semua organisasi internasional untuk “segera menghentikan pembantaian Israel terhadap orang sakit, terluka, pengungsi, dan staf medis di Rumah Sakit al-Shifa.”
Baca Juga : AS Kirim Pesan Tahun Baru yang Tendensius kepada Warga Iran
Israel melancarkan perang brutal yang didukung AS di Jalur Gaza pada bulan Oktober lalu setelah kelompok perlawanan Palestina yang dipimpin Hamas melakukan operasi bersejarah terhadap entitas perampas tersebut sebagai pembalasan atas kekejaman rezim yang semakin intensif terhadap rakyat Palestina.
Sejauh ini, rezim Tel Aviv telah membunuh sedikitnya 31.645 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta melukai 73.676 lainnya.