Israel Membantai Satu Keluarga Penuh di Gaza dalam Pelanggaran Terbaru terhadap Gencatan Senjata

genosida 1

Gaza, Purna Warta – Dalam pelanggaran brutal terhadap perjanjian gencatan senjata dengan gerakan perlawanan Palestina Hamas, pasukan bersenjata rezim Israel telah membunuh satu keluarga secara keseluruhan di Jalur Gaza.

Sebuah tank Israel dengan sengaja menembakkan peluru ke arah kendaraan sipil yang membawa keluarga Abu Shaaban di Distrik Zaytoun, Gaza, pada Jumat sore, menewaskan seluruh penumpangnya.

Pertahanan Sipil Gaza melaporkan bahwa keluarga tersebut sedang berusaha pulang ke rumah ketika tank Israel menembaki kendaraan mereka, menewaskan 11 orang, termasuk 7 anak-anak dan 3 perempuan.

Pejabat Pertahanan Sipil mengatakan bahwa pasukan Israel menyerang mobil tersebut setelah bergerak ke arah timur Kota Gaza dan melintasi garis kuning.

“Mereka bisa saja memperingatkan atau menghentikan kendaraan itu tanpa membunuh,” ujar juru bicara Pertahanan Sipil, menambahkan, “Namun pendudukan tetap haus darah dan bertekad membunuh warga sipil tak berdosa.”

Kantor Media Pemerintah Gaza mengecam kekejaman tersebut, menggambarkannya sebagai pembantaian yang disengaja lainnya terhadap keluarga yang tidak berdaya.
Kantor itu menuntut penyelidikan internasional segera atas pelanggaran berulang Israel terhadap perjanjian gencatan senjata serta kejahatan kemanusiaan yang terus berlangsung.

Hamas Kecam Pembantaian Keluarga Abu Shaaban oleh Israel

Dalam pernyataan resmi pada Jumat, Hamas mengatakan:

“Tentara pendudukan Israel telah melakukan pembantaian baru malam ini terhadap keluarga Abu Shaaban dengan menembakkan peluru tank langsung ke kendaraan mereka saat mereka berusaha memeriksa rumah mereka di Distrik Al-Zaytoun, Kota Gaza.”

Pernyataan itu menegaskan bahwa tindakan tersebut adalah

“kejahatan perang sepenuhnya yang menunjukkan niat sengaja pendudukan untuk menargetkan warga sipil tak bersenjata tanpa alasan apa pun.”

Hamas menekankan bahwa serangan tersebut merupakan pelanggaran mencolok lainnya terhadap perjanjian gencatan senjata yang baru saja disepakati dengan rezim Israel.

“Musuh Israel terus melakukan serangan dan kejahatan terhadap rakyat kami, secara terang-terangan melanggar semua komitmen yang tercantum dalam perjanjian, dan sekali lagi menegaskan niat permusuhannya,” lanjut pernyataan tersebut.

Hamas menyerukan para penjamin gencatan senjata untuk menekan rezim Israel agar menghormati perjanjian dan menghentikan agresi tak henti-hentinya terhadap warga sipil Palestina.

Gerakan itu juga mendesak komunitas internasional dan organisasi hak asasi manusia untuk segera bertindak menghentikan kejahatan perang dan genosida yang terus berlangsung, serta menuntut para pemimpin pendudukan agar diadili atas kejahatan terhadap kemanusiaan yang mereka lakukan.

Israel dan Hamas mencapai perjanjian gencatan senjata pada 9 Oktober, yang menyerukan penghentian permusuhan, penarikan pasukan Israel dari Gaza, fasilitasi bantuan kemanusiaan, serta pertukaran tawanan dan orang yang diculik.

Pada Senin lalu, Hamas telah membebaskan seluruh tawanan Israel sebagai imbalan atas 2.000 warga Palestina yang diculik oleh rezim Israel.

Sejak Israel melancarkan kampanye genosidanya terhadap Gaza pada 7 Oktober 2023, sekitar 68.000 warga Palestina, termasuk 20.000 anak-anak, telah tewas dan lebih dari 170.000 lainnya luka-luka, sebagian besar perempuan dan anak-anak.

Setelah gencatan senjata diberlakukan, jumlah korban terus meningkat seiring ditemukannya lebih banyak jenazah dari bawah reruntuhan akibat serangan Israel.

Para pakar memperkirakan jumlah korban sesungguhnya dapat mencapai ratusan ribu jika mereka yang hilang dan terkubur di bawah puing-puing juga diperhitungkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *