Tepi Barat, Purna Warta – Sebuah kelompok yang mengadvokasi hak-hak tahanan Palestina mengatakan bahwa sejumlah warga Palestina telah ditangkap oleh pasukan Israel dalam beberapa hari terakhir ketika rezim Tel Aviv terus melakukan tindakan keras menyusul pelarian heroik enam tahanan Palestina dari penjara Israel yang mempunyai keamanan tinggi.
Dalam sebuah laporan pada hari Minggu (19/9), Asosiasi Dukungan Tahanan dan Hak Asasi Manusia Addameer mengatakan pasukan Israel telah menahan lebih dari 100 warga Palestina sejak pembobolan penjara Gilboa yang terletak di bagian utara wilayah pendudukan. Para tahanan tersebut melarikan diri dengan menggali terowongan bawah tanah awal bulan ini.
“Kami telah mendokumentasikan rata-rata terdapat 14 penangkapan per hari di Tepi Barat yang diduduki sejak orang-orang itu melarikan diri,” Milena Ansari dari Addameer mengatakan kepada Al Jazeera.
“Ini tidak termasuk orang-orang Palestina yang ditangkap di Israel.” Lanjutnya.
Israel melancarkan kampanye penangkapan massal dan penggerebekan di kota-kota pendudukan Ramallah, al-Khalil, Nablus dan desa-desa sekitarnya setelah peristiwa pembobolan penjara .
Sejumlah anak Palestina juga ditahan dalam gelombang penangkapan terbaru.
Pada dini hari tanggal 6 September, Zakaria Zubeidi, mantan komandan Brigade Syuhada al-Aqsa di Jenin dan lima anggota Jihad Islam membuat terowongan keluar melalui sistem drainase sel mereka dan melarikan diri dari penjara Gilboa.
Menurut media Israel, empat dari anggota Jihad Islam menjalani hukuman seumur hidup, sementara satu diantaranya ditahan tanpa dakwaan selama dua tahun di bawah perintah penahanan administratif.
Lebih dari 4.500 tahanan politik Palestina di penjara Israel menghadapi kampanye represif oleh rezim Tel Aviv setelah pelarian baru-baru ini.
Layanan Penjara Israel (IPS) mengirim banyak tahanan Palestina ke sel isolasi dan membatasi akses mereka ke layanan penting.
Sabtu lalu (11/9), outlet media Israel melaporkan bahwa empat dari tahanan yang melarikan diri telah ditangkap di bagian utara wilayah pendudukan.
Menyusul penangkapan pada pekan lalu, ribuan warga Palestina mengadakan protes di Tepi Barat yang diduduki untuk mendukung enam tahanan tersebut.
Protes diadakan di tengah kekhawatiran akan pembalasan Israel yang telah menindas ratusan tahanan politik Palestina.
Aksi pembobolan penjara yang heroik tersebut telah menjadi hal yang sangat memalukan bagi Israel juga mengungkap garis kesalahan dalam aparat keamanan dan intelijennya yang sangat digembar-gemborkan. Penjara Gilboa adalah salah satu pusat penahanan yang dijaga dengan ketat di Israel.
Kelompok perlawanan Palestina dan beberapa faksi politik telah memperingatkan Israel agar tidak membahayakan nyawa para tahanan.
Pada hari Minggu (19/9), kementerian urusan militer Israel mengatakan bahwa dua tahanan Palestina yang tersisa ditangkap di kota Jenin di Tepi Barat yang diduduki.
Dikatakan bahwa kedua warga Palestina itu ditangkap dalam keadaan hidup, mereka menyerah tanpa perlawanan setelah pasukan mengepung gedung mereka.
Media Palestina mengatakan ada baku tembak selama serangan menjelang fajar oleh pasukan khusus Israel.
Kantor berita Palestina Wafa melaporkan pada hari Minggu (19/9) bahwa tentara Israel menembakkan peluru tajam ke pengunjuk rasa selama bentrokan yang meletus di lingkungan setelah serangan tersebut. Serangan itu melukai setidaknya dua dari mereka, keduanya dirawat di rumah sakit.
Warga Jenin melaporkan bahwa dua warga Palestina lainnya juga ditangkap dalam penggerebekan tersebut, termasuk seorang pria cacat fisik.
Otoritas penjara menahan narapidana Palestina di bawah kondisi menyedihkan dan tidak memiliki standar higienis yang layak. Para tahanan juga menjadi sasaran siksaan, pelecehan, dan penindasan yang sistematis.
Organisasi hak asasi manusia mengatakan Israel melanggar semua hak dan kebebasan yang diberikan kepada tahanan oleh Konvensi Jenewa Keempat.
Dilaporkan ada lebih dari 7.000 warga Palestina ditahan di penjara-penjara Israel. Ratusan narapidana juga telah dipenjara di bawah praktik penahanan administratif.