Al-Quds, Purna Warta – Laporan media menunjukkan bahwa rezim Israel khawatir dengan kemenangan Hamas pada pemilihan umum Palestina mendatang.
Sebuah laporan Israel menyatakan bahwa tentara rezim ini sedang mengikuti perkembangan pemilihan umum Palestina dan mempersiapkan strategi terhadap perkembangan yang mungkin terjadi.
Sementara itu, Marwan al-Barghouti bersikeras mencalonkan diri sebagai presiden Otoritas Nasional Palestina. Hal ini akan menimbulkan masalah yang dapat menciptakan keretakan dalam gerakan Fatah dan berakhir dengan kemenangan Hamas.
“Pada awal intifada kedua, al-Barghouti melihat dirinya sebagai pemimpin politik gerakan Fatah, tetapi seiring waktu, ada laporan intelijen tentang hubungannya dengan serangan terhadap pemukim,” tulis Amir Bukhbout dalam sebuah laporan yang diterbitkan di pemberitaan Zionist Vala.
Dia melanjutkan: “Menurut prediksi di kalangan Israel, pembebasan Al-Barghouti untuk berpartisipasi dalam pemilu akan mengganggu stabilitas relatif gerakan Fatah dan menyebabkan perselisihan di internal Otoritas Palestina.”
Hal ini memperkuat prediksi hasil jajak pendapat Palestina tentang kekhawatiran Fatah yang akan kalah melawan Hamas.
Dia mengatakan pemilihan itu merupakan upaya untuk meredakan tekanan pada para pejabat senior Palestina yang ingin memperbaiki situasi mereka di masa depan menyusul penggulingan Presiden Mahmoud Abbas, dan bahwa pesan tersebut mencakup pesan kepada Presiden AS Joe Biden.
Menurut pejabat keamanan Israel, Abu Mazen melihat pemilihan tersebut sebagai awal untuk membuka jalan bagi pembicaraan dengan Gedung Putih, yang telah terhenti selama masa kepresidenan Trump.
Sumber keamanan Israel percaya bahwa Abu Mazen menggunakan pemilihan tersebut sebagai langkah untuk mengumpulkan uang dari negara-negara Barat dan Arab dan memulihkan dukungan untuk proyek dan infrastruktur.
Kalangan militer Israel khawatir pencalonan Hamas sebagai presiden Otoritas Nasional Palestina akan merusak legitimasi Abbas, dan bahwa Hamas akan memanfaatkan perbedaan uinternal Fatah untuk memperkuat kekuasaannya dan mengambil kendali atas lembaga-lembaga yang berafiliasi dengan Otoritas Palestina. Hal ini sangat berbahaya bagi Israel dalam hal keamanan dan politik.
Mengacu pada persetujuan Israel dalam kunjungan Hussein al-Sheikh, anggota komite pusat gerakan Fatah, untuk bertemu dengan al-Barghouti supaya pihaknya tidak mencalonkan diri sebagai presiden Otoritas Palestina, dia mengatakan bahwa hal itu merupakan kepentingan Israel untuk membujuk al-Barghouti mundur dari pemilihan.
Dia mengutip beberapa skenario tentara Israel untuk melawan desakan Al-Barghouti untuk mencalonkan diri dalam pemilihan, termasuk sanksi hukum dan halangan strategis atas upayanya atau pembatalan pemilihan dengan berbagai cara.
Hamas, sementara itu, melihat pemilu sebagai peluang untuk memperluas dominasinya atas sistem politik Palestina.
Karena tentara Israel menganggap bahwa kebijakan pemisahan antara Gaza dan Tepi Barat bisa membuat dominasi wilayah menjadi tidak mungkin dimiliki Palestina, dilain hal itupun untuk mencegah serangan bersenjata dari pihak Palestina.
Baca juga: ICC Den Haag Gembirakan Palestina, Buat Marah Israel dan Khawatir AS