Purna Warta – Otoritas pendudukan Israel melanjutkan penggerebekan mereka di sekolah-sekolah Yerusalem sebagai bagian dari upaya tanpa henti mereka untuk mengubah kurikulum pendidikan Palestina yang dianggap upaya mendistorsi fakta sejarah dan agama.
Pagi ini, Rabu (26/10), pasukan pendudukan menggerebek sekolah Al-Iman di Yerusalem. Tindakan itu menimbulkan suasana yang menakutkan bagi para siswa. Mereka dan menggeledah tas mereka untuk mencari buku-buku yang tidak lagi diakui oleh otoritas Israel. Sebelumnya, para wali murid memberikan buku-buku kurikulum Palestina lama kepada anak-anak mereka pada 17 September. Hal itu dilakukan sebagai tanggapan atas keputusan otoritas pendudukan untuk mencabut izin sekolah jika mengajarkan kurikulum yang “tidak terdistorsi”. Mereka bersikeras menolak untuk mengajari anak-anak mereka ilmu yang dianggap bertentangan dengan identitas mereka.
Kepala Akademi Wakaf dan Warisan Al-Aqsa, Sheikh Najeh Bakirat, menekankan bahwa orang-orang Yerusalem akan terus mematuhi kurikulum pendidikan dan akan tetap mengemban identitas Palestina, terlepas dari rencana pendudukan yang berusaha untuk membajak sistem pendidikan.
Bakirat menekankan bahwa “kami tidak akan menyerah pada rencana pendudukan yang dimulai pada tahun 1967, ketika pemerintah pendudukan ingin mengubah semua kurikulum dan mengontrol proses pendidikan di Yerusalem.” Orang-orang Yerusalem terus berjaga-jaga di kota Yerusalem yang diduduki, sebagai penolakan terhadap pelanggaran otoritas pendudukan Israel terhadap siswa, dan upaya mereka untuk membajak sistem pendidikan.
Persatuan Orang Tua Siswa Sekolah Yerusalem menunjukkan bahwa kurikulum terdistorsi yang sedang diterapkan oleh pendudukan tidak akan mendapat tempat di kursi siswa Yerusalem. Dia meminta orang tua siswa Yerusalem untuk mendobrak penghalang ketakutan, mengangkat suara mereka dan melawan arogansi pendudukan, dan menolak gagasan penghinaan dan kekalahan. Banyak sekolah swasta di kota Yerusalem yang diduduki menjadi sasaran tindakan tidak adil, ancaman dan keputusan dari pendudukan untuk memaksakan kurikulum pendidikan yang menyimpang. Pendudukan menghapus beberapa teks, pelajaran dan simbol dan menggantinya dengan yang lain yang bertujuan untuk melenyapkan identitas Palestina para siswa, menghapus milik segala sesuatu yang Arab, dan memalsukan dan mendistorsi realitas di Palestina. (Lebih lanjut baca:Israel Berupaya Ubah Identitas Bangsa Palestina: Sekolah-sekolah Jadi Target Utama ) Otoritas pendudukan mencegah sekolah-sekolah Yerusalem mengorganisir dan mengadakan manifestasi nasional apa pun, seperti mengibarkan bendera Palestina, atau mengajar siswa lagu-lagu tradisional dan patriotik.