Gaza, Purna Warta – Citra satelit yang diambil antara tanggal 3 dan 11 Mei menunjukkan aktivitas signifikan di timur penyeberangan Rafah, termasuk pembongkaran bangunan dan pembuatan rute logistik baru oleh pasukan Israel menuju Rafah.
Pasukan Israel secara nyata telah membangun dua jalan pasokan logistik selama periode ini. Rute utama menghubungkan situs militer Karem Abu Salem (Kerem Shalom) ke penyeberangan darat Rafah, yang membentang sekitar 3,5 km (2 mil) dan berada dalam jarak 300 meter (984 kaki) dari Koridor Philadelphi, yang terletak di antara perbatasan Mesir dan Gaza. Penyelesaian rute ini terlihat pada gambar yang diambil pada 11 Mei.
Baca Juga : Mohammad Bin Salman Tegaskan Mendukung Negara Palestina Merdeka
Selain itu, gambar tersebut menggambarkan pembangunan jalan sekunder yang menghubungkan pangkalan militer Amitai di utara Rafah. Selain itu, terdapat bukti penbuldoseran dan penghancuran bangunan dan tanah yang terletak sekitar 600 meter (984 kaki) dari sumbu Philadelphi.
Badan pangan PBB telah menghentikan distribusi bantuan pangan di Rafah selatan sejak 11 Mei karena menipisnya stok. Meskipun pengiriman makanan terus dilakukan di Khan Younis dan Deir el-Balah, pengiriman tersebut dilakukan dalam skala terbatas. Penangguhan bantuan di Rafah menyusul peringatan sebelumnya dari Program Pangan Dunia mengenai berkurangnya pasokan makanan dan bahan bakar di seluruh Gaza, yang disebabkan oleh pembatasan Israel di perbatasan Rafah-Mesir dan terbatasnya impor melalui penyeberangan Karem Abu Salem dari Israel.
Militer Israel juga meningkatkan serangan di kamp pengungsi Jabalia setiap jam. Beberapa jam belakangan ini terjadi lonjakan besar pemboman yang menargetkan tidak hanya bangunan perumahan namun juga pasar pusat kamp, yang mencerminkan sifat padat penduduk di wilayah tersebut.
Serangan udara Israel, termasuk serangan pesawat tak berawak, telah menimbulkan korban jiwa, termasuk cederanya warga sipil dan petugas medis. Operasi militer telah meluas hingga serangan darat, dengan baku tembak sengit antara tentara Israel dan pejuang Palestina. Situasi masih bergejolak, dengan meningkatnya korban sipil, termasuk korban jiwa akibat serangan Israel terhadap properti pemukiman.
Baca Juga : Nujaba: Kami akan Tanggapi Serangan Zionis terhadap Damaskus di Wilayah Israel
Ada juga laporan mengenai korban jiwa di kalangan personel medis dan warga sipil, karena kelompok perlawanan Palestina dikatakan telah melakukan banyak serangan terhadap pasukan Israel.
Pada hari Rabu, tank dan pasukan Israel bergerak jauh ke lingkungan padat penduduk di Jabalia, menghadapi perlawanan sengit, karena jet Israel sering menyerbu bagian kota tersebut. Satu serangan Israel menghantam sebuah rumah keluarga, menewaskan sedikitnya empat orang dan menyebabkan luka-luka, menurut kantor berita Wafa.
Serangan militer Israel menghantam ambulans dari Rumah Sakit al-Awda di Jabalia, melukai sedikitnya dua paramedis, menurut rekan kami di lapangan.
Laporan tersebut muncul ketika pertempuran sengit terus berlanjut di Jabalia, tempat puluhan ribu warga sipil mengungsi sejak Sabtu.
Kemarin, seorang perawat Palestina termasuk di antara mereka yang tewas akibat tembakan di kota tersebut, menambah lebih dari 500 profesional kesehatan yang tewas di Gaza selama perang.
Komite Penyelamatan Internasional (IRC) mengatakan mereka menghadapi “gangguan signifikan terhadap operasi kemanusiaannya” menyusul operasi darat Israel di Rafah, Gaza selatan, yang mengakibatkan penutupan penyeberangan Rafah dan blokade terhadap masuknya pekerja kemanusiaan dan bantuan.
Kiryn Lanning, ketua tim IRC untuk wilayah pendudukan Palestina, mengatakan: “Saya baru saja kembali dari Gaza, di mana skala krisisnya tidak terbayangkan. Fasilitas-fasilitas di Gaza selatan telah diubah fungsinya menjadi tempat penampungan sementara yang meluap ke jalan-jalan. Populasi pengungsi ini kini menghadapi kekurangan kebutuhan dasar seperti makanan, air, dan sanitasi yang memadai.”
Baca Juga : Perlawanan Irak Lancarkan Serangan ke-4 di Wilayah Pendudukan Israel
Situasi kemanusiaan memburuk, dengan gangguan terhadap operasi bantuan dilaporkan menyusul operasi darat Israel di Rafah. Penutupan penyeberangan Rafah memperburuk kekurangan pasokan penting yang ada, menyebabkan populasi pengungsi sangat membutuhkan bantuan.