Israel Ancam Intensifkan Serangan ke Rafah pada Bulan Ramadhan

Israel Ancam Intensifkan Serangan ke Rafah pada Bulan Ramadhan

Tel Aviv, Purna Warta Benny Gantz dari Israel mengatakan rezim Israel akan melancarkan invasi dan serangan darat ke Rafah pada awal Maret yang bertepatan dengan bulan Ramadhan.

Kota di selatan Jalur Gaza ini adalah tempat terakhir yang relatif aman di wilayah Palestina yang terkepung.

Baca Juga : Blok Afrika Barat Siap Memperkuat Hubungan Dengan Rusia

Menteri Urusan Militer Israel, yang juga merupakan anggota kabinet perang rezim yang beranggotakan tiga orang, mengatakan pada sebuah konferensi di al-Quds pada hari Minggu (18/2) bahwa serangan Rafah akan dilakukan melalui koordinasi dengan mitra AS pada awal serangan bulan suci Ramadhan, yang diperkirakan akan dimulai pada 10 Maret.

Gantz mengatakan permusuhan Israel akan “berlanjut di mana-mana, termasuk wilayah Rafah.”

Badan-badan PBB telah mengeluarkan seruan yang semakin mendesak kepada Israel untuk membatalkan rencana invasi mereka ke kota di perbatasan Mesir.

Serangan besar-besaran di Rafah, yang dikhawatirkan oleh para pemimpin dunia dapat menyebabkan bencana kemanusiaan, selama bulan Ramadhan juga dapat menjadi pemicu kekerasan lebih lanjut di wilayah pendudukan Palestina dan wilayah yang lebih luas.

Masa puasa seringkali menegangkan. Bentrokan di bulan Ramadhan mengenai akses ke kompleks Masjid al-Aqsa telah membantu memicu perang di masa lalu.

Baca Juga : Konflik Ukraina Adalah Perang Kebohongan, Kata Musk

Pada hari Minggu, para pemimpin agama dan politik Arab bereaksi dengan marah terhadap berita bahwa Benjamin Netanyahu dari Israel, pemimpin rezim saat ini, telah menerima rekomendasi dari Itamar Ben-Gvir untuk membatasi akses ke tempat suci bagi warga Palestina selama Ramadhan.

Rafah menampung tiga perempat populasi pengungsi Palestina di tenda-tenda yang luas tanpa akses terhadap makanan, air atau obat-obatan yang memadai.

Dana Anak-anak PBB (UNICEF) mengatakan kota ini adalah salah satu tempat terpadat di dunia.

UNICEF mengatakan dalam sebuah postingan di X bahwa Rafah sekarang menampung setengah populasi wilayah yang terkepung, “banyak dari mereka telah mengungsi beberapa kali akibat perang.”

“Mereka harus dilindungi. Mereka tidak punya tempat aman untuk pergi.”

Israel telah membunuh lebih dari 29.000 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, di Gaza sejak awal Oktober. Sekitar 70.000 orang juga terluka.

Baca Juga : Hizbullah Ingatkan Israel akan Menderita Kekalahan lebih Besar jika Menyerang Lebanon

Washington, yang merupakan dermawan terbesar Israel, terus memberikan dukungan militer dan diplomatiknya kepada rezim tersebut sejak saat itu.

Di Dewan Keamanan PBB, Amerika Serikat telah mengisyaratkan akan memveto rancangan resolusi terbaru PBB yang mengupayakan gencatan senjata segera jika dilakukan pemungutan suara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *