Teheran, Purna Warta – Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian dan Menteri Luar Negeri Oman Sayyid Badr bin Hamad Albusaidi mengecam keras pengepungan Rumah Sakit al-Shifa di Gaza, dan menyerukan intervensi internasional segera untuk mencegah kekejaman lebih lanjut.
Kedua diplomat terkemuka tersebut berbicara melalui telepon pada hari Minggu sore mengenai hubungan bilateral dan situasi terkini di Jalur Gaza. Kedua menteri menekankan perkembangan hubungan antara negara mereka dan menyatakan kesediaan bersama untuk menjaga dan memperkuat hubungan bilateral, serta kolaborasi regional dan internasional.
Mereka mengutuk keras kekejaman rezim Zionis yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, khususnya agresi kekerasan rezim Zionis dalam mengepung Rumah Sakit al-Shifa dan mengakibatkan hilangnya nyawa pasien dan staf medis.
Mengingat skala tragedi di Rumah Sakit al-Shifa, kedua belah pihak menekankan perlunya intervensi internasional untuk mencegah kekejaman lebih lanjut yang dilakukan rezim Zionis terhadap rakyat Palestina.
Pasukan Israel telah beroperasi di dalam dan sekitar Rumah Sakit al-Shifa selama tujuh hari berturut-turut. Wanita Palestina Jamila al-Hissi, yang terjebak di sebuah gedung dekat rumah sakit, menceritakan kepada Al Jazeera bahwa pasukan Israel melakukan kekejaman termasuk pemerkosaan, penculikan, dan pembunuhan terhadap wanita selama penggerebekan tersebut.
Menggambarkan al-Shifa sebagai “zona perang,” dia menyesalkan tindakan mengerikan tersebut, dengan menyatakan, “Apakah ada yang lebih buruk dari ini? Apakah ada yang lebih mengerikan daripada mendengar perempuan meminta bantuan, dan ketika kita mencoba menghubungi mereka untuk memberikan bantuan, mereka menembak kita?”
Tentara Israel mengklaim bahwa 480 dari sekitar 800 orang yang ditahan di Rumah Sakit al-Shifa Kota Gaza adalah anggota kelompok perlawanan Palestina, sebagai bagian dari operasi selama seminggu di dalam dan sekitar kompleks medis.
Sejak 7 Oktober, serangan Israel di Gaza telah mengakibatkan sedikitnya 32.226 warga Palestina tewas dan 74.518 orang terluka.