Gaza, Purna Warta – Hujan deras membanjiri tenda-tenda pengungsian di seluruh Jalur Gaza saat Israel mengintensifkan serangan terhadap warga Palestina.
Juru bicara Pertahanan Sipil Palestina mengatakan pada hari Senin dengan datangnya musim dingin “bencana kemanusiaan yang nyata” sudah di depan mata.
Baca juga: Setidaknya 12 Tewas dalam Serangan Israel di Kota Pesisir Tyre Lebanon
Ditambahkannya, ribuan orang terlantar terkena dampak hujan lebat dan banjir baru-baru ini di Gaza, dan meminta intervensi global segera untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada para pengungsi yang malang itu.
Pemerintah Gaza sekali lagi membunyikan alarm, menyerukan kepada masyarakat internasional dan semua organisasi internasional, kemanusiaan, dan hukum untuk mengambil tindakan terkait hal ini.
“Hujan telah menyebabkan kerusakan parah pada tenda-tenda yang menampung ribuan orang terlantar dengan air mengalir di dalam tenda dan merusak barang bawaan dan kasur,” kata juru bicara Pertahanan Sipil Mahmoud Basal. “Situasi saat ini menandakan bencana kemanusiaan yang nyata jika intervensi segera tidak dilakukan.”
Kantor Media Pemerintah Gaza mengeluarkan pernyataan yang mengatakan, “hampir 10.000 tenda tersapu oleh air laut dan rusak selama dua hari terakhir.”
Pernyataan itu memperingatkan, “akibat datangnya musim dingin dan sistem badai” nyawa “ratusan ribu orang terlantar di Jalur Gaza” menjadi taruhannya.
“Kami mendesak untuk segera menyampaikan seruan kami agar segera diberikan bantuan kemanusiaan untuk menyelamatkan ratusan ribu orang terlantar di Jalur Gaza sebelum terlambat.”
Dikatakan bahwa jumlah pengungsian yang dipaksakan oleh rezim Israel sejak Oktober 2023 “mencapai 2 juta di seluruh Jalur Gaza.” Jumlah orang terlantar terus meningkat setiap hari karena kejahatan pendudukan berupa pemindahan paksa,” tambahnya.
“Orang-orang ini telah mengungsi lebih dari lima kali berturut-turut dan mengalami kondisi yang keras yang diberlakukan oleh pendudukan.
“Di Gaza, terdapat 543 tempat penampungan dan pusat pengungsian karena … warga yang dipaksa meninggalkan rumah dan daerah pemukiman yang aman, yang melanggar hukum internasional,” kata Kantor Media.
“Menurut tim penilaian lapangan pemerintah, 81 persen tenda pengungsi kini tidak dapat digunakan.”
“Dari 135.000 tenda, 110.000 di antaranya rusak total dan perlu segera diganti karena kerusakan yang disebabkan oleh kondisi cuaca, badai, dan gelombang laut.
“Tenda-tenda ini, yang terbuat dari kain dan nilon, telah rusak akibat paparan sinar matahari dan iklim Gaza selama 416 hari genosida, pengungsian paksa, dan kondisi yang tidak manusiawi,” tambahnya.
“Gaza tengah menghadapi krisis yang mendalam dan bencana kemanusiaan yang nyata saat musim dingin tiba dan kondisi cuaca yang menantang semakin memburuk. Akibatnya, 2 juta orang akan segera kehilangan tempat berlindung, terpaksa hidup di darat dan di bawah langit karena tenda-tenda yang tidak dapat digunakan dan penutupan penyeberangan perbatasan Gaza,” Kantor Media Pemerintah Gaza memperingatkan.
Mereka menyerukan kepada masyarakat global untuk meningkatkan tekanan pada rezim Israel agar mengizinkan masuknya 250.000 tenda dan karavan ke Gaza yang diblokir oleh pasukan Zionis.
Kekejaman Israel meliputi, “pemindahan paksa, pengusiran massal, genosida, pembunuhan sistematis, dan memaksa 2 juta orang terlantar meninggalkan rumah mereka ke daerah yang tidak layak, tidak aman, dan tidak manusiawi dengan tenda yang tidak memadai,” tambahnya.
Basal mengimbau kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa dan masyarakat internasional untuk segera turun tangan guna menyediakan tenda dan karavan bagi warga sipil terlantar di Gaza selama musim dingin.
Sementara itu, pasukan pendudukan Israel mengeluarkan perintah evakuasi baru kepada warga Palestina di Kota Gaza, yang memicu gelombang pengungsian baru di tengah genosida yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
Pasukan rezim memerintahkan evakuasi baru untuk wilayah pinggiran Shejaia pada hari Minggu meskipun situasi kemanusiaan sudah buruk.
Selama akhir pekan, pasukan pendudukan Israel di Jalur Gaza menewaskan sebanyak 120 warga Palestina saat rezim Tel Aviv meningkatkan serangan terhadap warga Palestina.
Kampanye genosida Israel telah menggusur hampir seluruh 2,3 juta penduduk Gaza setidaknya sekali sambil mengubah sebagian besar bangunan di tanah Palestina menjadi reruntuhan.
Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) pada hari Kamis mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Baca juga: Hizbullah Sebut Netanyahu Tidak akan Berhasil, Israel makin Gencarkan Serangan
Rezim tersebut juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas kekejamannya di Gaza.
“Kami menganggap pendudukan Israel, pemerintah AS, dan semua negara kaki tangan genosida sepenuhnya bertanggung jawab atas kondisi bencana yang dihadapi oleh rakyat Palestina di Gaza,” Kantor Media Pemerintah Gaza menyatakan.