Hizbullah: Iran Pendukung Sentral Perjuangan Palestina; Israel Entitas Iblis Penghisap AS

Hizbullah idul

Beirut, Purna Warta – Sekjen Hizbullah menekankan peran penting Iran dalam mendukung perjuangan pembebasan Palestina dari pendudukan dan agresi Israel, serta mengecam keras rezim Zionis atas kebrutalannya di kawasan, yang sangat didukung oleh Amerika Serikat.

Iran sebagai Pendukung Utama Perjuangan Palestina
“Republik Islam Iran adalah pendukung utama perjuangan Palestina,” kata Syeikh Naim Qassem dalam pidatonya memperingati Hari Quds Internasional, sebuah peringatan tahunan pro-Palestina yang diperingati di seluruh dunia setiap hari Jumat terakhir bulan suci Ramadan.

Ia menyoroti bahwa Hari Quds pertama kali digagas oleh pendiri Republik Islam Iran, Imam Khomeini, yang setelah kemenangan Revolusi Islam Iran, menetapkan Jumat terakhir Ramadan sebagai Hari Quds Sedunia dan menyerukan agar peringatan ini diadakan setiap tahun.

“Imam Khomeini menyatakan [Jumat terakhir Ramadan] sebagai hari global untuk menghadapi penindasan dan tirani,” ujar Syeikh Qassem.

Menurutnya, seperti yang ditegaskan oleh Pemimpin Tertinggi Iran, Imam Khamenei, perjuangan Palestina bukanlah sekadar strategi politik, melainkan “sebuah keyakinan, iman, dan komitmen hati.”

Hari Quds, lanjutnya, bukan hanya untuk Palestina, tetapi untuk seluruh dunia, meskipun pusatnya tetap perjuangan rakyat Palestina.

Transformasi Besar dalam Perlawanan
Syeikh Qassem juga menekankan bahwa sejak kemenangan Revolusi Islam Iran hingga saat ini—di mana Iran secara konsisten mendukung perjuangan Palestina dan mendorong solidaritas global terhadap Palestina—”banyak perubahan telah terjadi yang menguntungkan perlawanan” terhadap kebiadaban Israel.

Ia menyerukan agar Hari Quds terus diperingati secara global sesuai dengan pesan Imam Khomeini, sebagai “kewajiban agama dan ideologis yang melampaui batas negara dan politik.”

“Hari Quds Internasional adalah hari solidaritas dengan [kota suci] al-Quds yang diduduki, serta dengan semua orang tertindas di dunia dalam menghadapi kekuatan arogan, penjajah, konspirator, dan tiran.”

Israel: Entitas Iblis yang Mengandalkan Imperialisme AS
Syeikh Qassem menggambarkan Israel sebagai “entitas iblis yang ekspansionis dan bergantung pada imperialisme AS.”

“Israel adalah musuh ekspansionis yang tidak mengenal batas dan akan terus melampaui perbatasan; perlawanan adalah hak yang sah dan respons alami,” tegasnya.

Lebanon dalam Target Aneksasi Israel
Syeikh Qassem menegaskan bahwa klaim Israel atas wilayah-wilayah di kawasan tidak memiliki legitimasi apa pun.

Ia juga memperingatkan bahwa rezim Zionis telah memasukkan Lebanon dalam “daftar aneksasinya,” terutama wilayah selatan Lebanon yang diincar oleh Tel Aviv melalui skema pembangunan permukiman ilegal.

Untuk mewujudkan ambisi ekspansionisnya, lanjut Syeikh Qassem, Israel secara rutin melanggar perjanjian gencatan senjata dengan Hizbullah melalui serangan bom di selatan Lebanon, Lembah Bekaa di timur, serta pinggiran ibu kota Beirut.

Ia mengecam tindakan tersebut sebagai agresi penuh yang harus dihentikan, serta menuntut penarikan Israel tanpa syarat dari wilayah Lebanon.

Syeikh Qassem juga menyerukan kepada pemerintah Lebanon untuk melampaui upaya diplomatik dalam menghadapi agresi harian Israel, mengingat Hizbullah telah sepenuhnya mematuhi ketentuan gencatan senjata meskipun Israel terus melanggar kesepakatan tersebut.

Ia mendesak pemerintah Lebanon untuk segera memulai rekonstruksi tanpa mengaitkannya dengan isu lain dan menegaskan bahwa Hizbullah siap mendukung negara dalam upaya rekonstruksi, penyelamatan, dan reformasi.

Penolakan Keras terhadap Normalisasi dengan Israel
Syeikh Qassem dengan tegas menolak segala bentuk normalisasi dengan Israel, mengingat bagaimana beberapa presiden Lebanon sebelumnya juga menentang jalur tersebut.

Putri Hasan Nasrullah: Pembunuhan Pemimpin Perlawanan Tak Akan Melemahkan Perjuangan
Pada hari yang sama, Zainab Nasrallah, putri dari mantan Sekjen Hizbullah, Sayyid Hasan Nasrullah, yang terbunuh dalam serangan intensif Israel ke Lebanon tahun lalu, menegaskan bahwa pembunuhan terhadap pemimpin perlawanan tidak akan melemahkan perjuangan.

Dalam pidatonya di depan ribuan massa di Teheran dalam peringatan Hari Quds, ia berkata:

“Para Zionis kriminal tidak boleh berpikir bahwa dengan membunuh para pemimpin perlawanan, mereka dapat melemahkan perjuangan atau membuka jalan bagi mereka untuk menduduki tanah kami dan menormalisasi hubungan.”

Operasi Badai Al-Aqsa Mengglobalkan Isu PalestinaSyeikh Qassem juga memuji keteguhan perlawanan Palestina dan menegaskan tekadnya untuk mencapai pembebasan “dari sungai hingga laut”—dari Sungai Yordan hingga Laut Mediterania.

Dalam konteks ini, ia merujuk pada Operasi Badai Al-Aqsa, sebuah serangan bersejarah oleh gerakan perlawanan Gaza terhadap wilayah Palestina yang diduduki. Dalam operasi tersebut, para pejuang perlawanan berhasil masuk jauh ke dalam wilayah yang diduduki, mengepung pangkalan strategis Israel, dan menangkap 241 Zionis.

Syeikh Qassem menegaskan bahwa operasi ini telah mengubah perjuangan Palestina menjadi isu global yang mendapatkan perhatian dan dukungan luas.

Kini, katanya, perlawanan tetap “bersenjata, didukung, dan mendapat dukungan luas di kawasan,” serta menegaskan kembali komitmen Hizbullah yang tak tergoyahkan terhadap perjuangan Palestina dan perlawanan terhadap agresi Israel.

Tidak Ada Kehidupan Bermartabat di Bawah Penjajahan dan Agresi
Sekjen Hizbullah menekankan pentingnya menghadapi kebiadaban Israel bagi semua masyarakat di kawasan yang menderita akibat pendudukan dan agresi Tel Aviv. Ia menegaskan bahwa kekejaman rezim Zionis telah menghalangi rakyat untuk hidup dengan bermartabat.

“Kami menerima surat dari para pejuang perlawanan yang siap mati syahid demi membela perjuangan [melawan agresi dan pendudukan Israel],” ujar Syeikh Qassem.

Ia menambahkan, “Kami mencintai kehidupan—tetapi hanya kehidupan yang bermartabat yang berakar pada perlawanan.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *