Gaza, Purna Warta – Idul Fitri tahun ini—seperti tahun-tahun sebelumnya—sangat berbeda bagi rakyat Palestina, khususnya di Jalur Gaza. Di tengah kelaparan, bom, dan serangan, mereka menyambut Ramadhan dan kini memasuki Idul Fitri dalam kondisi yang sama. Sementara anak-anak di negara-negara Arab sekitar Palestina memakai pakaian baru, anak-anak Gaza justru dikafani.
Sejak pagi hari, serangan brutal Zionis ke berbagai wilayah Gaza telah menewaskan 20 orang, kebanyakan wanita dan anak-anak.
Rezim penjajah semakin meningkatkan serangannya di hari Idul Fitri ini, menciptakan tragedi baru. Hari yang seharusnya penuh tawa anak-anak, berubah menjadi hari kematian dan darah bagi anak-anak Gaza.
Langit Gaza, yang seharusnya dipenuhi suara tawa anak-anak, kini gelap oleh asap dan api akibat pemboman brutal tentara penjajah.
Hari ini, di antara reruntuhan rumah dan tenda-tenda pengungsi, lebih banyak lagi anak Gaza yang gugur dalam serangan kejam musuh. Dua gadis kecil yang sempat menantikan Idul Fitri dengan gembira, terpaksa terbang ke surga setelah rumah mereka dibom. Mereka terbungkus kafan putih, sementara ibu mereka mengantar kepergian mereka dengan air mata di hari raya.
Dalam pemboman tenda pengungsi di kawasan Qizan Rishwan, Khan Yunis, selatan Gaza, empat anggota sebuah keluarga, termasuk anak-anak, gugur sebagai syuhada.
Serangan penjajah ke sebuah rumah di kampung Bani Suhaila, timur Khan Yunis, juga menewaskan seorang anak dan melukai lima orang.
Serangan ke berbagai wilayah Gaza, dari selatan hingga utara dan tengah, masih berlanjut, dengan korban terbesar adalah anak-anak.
Di barat Khan Yunis, serangan sejak pagi telah menewaskan 10 orang, termasuk beberapa anak-anak.
Gambar anak-anak Gaza yang berlumuran darah dan terbungkus kafan di hari Idul Fitri viral di media sosial. Netizen berkomentar: “Kafan telah menjadi pakaian Lebaran anak-anak Gaza!”