Yerusalem, Purna Warta – Kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh pada hari Minggu (10/10) menelepon Sheikh Ekrima Sabri, kepala Dewan Tinggi Islam di Yerusalem yang Diduduki, untuk mengungkapkan solidaritasnya setelah intelijen Israel menahan dan menginterogasinya selama sekitar enam jam.
Menurut kantornya, Haniyeh mengatakan bahwa apa yang terjadi dengan Sheikh Sabri adalah serangan terhadap seorang tokoh agama yang paling terhormat di Yerusalem dan Masjid Al Aqsa.”
“Rakyat Palestina berdiri di belakang ulama mereka dan Mourabitoun (pembela Aqsa) dalam upaya mereka untuk melindungi Yerusalem dan Masjid Aqsa,” katanya.
Pemimpin Hamas juga menempatkan Sheikh Sabri dalam pembicaraannya dengan pejabat Mesir tentang Pendudukan Yerusalem, menegaskan bahwa dia mendesak orang Mesir untuk campur tanganuntuk segera mengakhiri pelanggaran Israel yang sedang berlangsung di kota suci dan Masjid Aqsa.
Sebelumnya, Sheikh Sabri menyatakan bahwa petugas intelijen menanyainya tentang menjadi imam shalat di ruang shalat Bab al-Rahma dan menyampaikan khutbah di masjid yang berbeda pada hari Minggu (10/10) Syeikh menegaskan bahwa ia menolak untuk menandatangani surat larangan masuk ke Masjid Aqsa.