Gaza, Purna Warta – Lebih dari dua lusin warga Palestina tewas dan beberapa lainnya terluka setelah pesawat militer Israel melancarkan serangan udara baru terhadap berbagai lingkungan pemukiman di Jalur Gaza yang terkepung.
Baca Juga : Biden Mencari Bantuan Militer $75 Miliar untuk Ukraina dan Israel
Kantor berita resmi Palestina WAFA melaporkan bahwa pesawat-pesawat tempur tersebut membombardir beberapa bangunan di kota Rafah di Jalur Gaza selatan pada Sabtu pagi (21/10), menewaskan sedikitnya 14 orang dan melukai lainnya. Serangan udara tersebut juga menyebabkan beberapa orang hilang di bawah reruntuhan, menurut kantor berita tersebut.
Selain itu, sedikitnya 14 orang juga tewas di kota Jabalia di utara Jalur Gaza. Diberitakan, jet tempur Israel menyerang sisi timur kamp pengungsi Bureij di Jalur Gaza tengah, menewaskan dan melukai beberapa orang.
Pesawat-pesawat tempur Israel juga menggempur sejumlah bangunan tempat tinggal di distrik Sheikh Radwan di barat laut Kota Gaza, serta bagian timur dan utara Beit Lahiya, lapor WAFA.
Rumah-rumah di kota Khan Yunis menjadi sasaran serangan ketika pesawat Israel menggempur bagian selatan Jalur Gaza dengan lebih banyak serangan udara.
Baca Juga : Para Pemimpin Arab Mendesak Upaya Baru untuk Perdamaian di Palestina
Belum ada laporan mengenai jumlah pasti korban dan tingkat kerusakan yang ditimbulkan. PBB mengatakan sekitar separuh warga Palestina di Gaza telah kehilangan tempat tinggal saat masih terjebak di dalam wilayah kantong tersebut, yang dikenal sebagai salah satu tempat terpadat di dunia.
Pejabat kesehatan di Gaza mengatakan pemboman Israel telah menewaskan sedikitnya 4.137 orang sejak 7 Oktober, ketika pejuang gerakan perlawanan Hamas melancarkan serangan skala besar yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap rezim pendudukan Israel. 13.162 orang lainnya juga terluka.
Ashraf al-Qudra, juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, membenarkan bahwa hampir 1.400 orang, termasuk 720 anak-anak, masih hilang di bawah reruntuhan.
Qudra juga mencatat bahwa 352 warga Palestina tewas dan 669 lainnya terluka selama 24 jam terakhir, termasuk 16 korban yang kehilangan nyawa dalam serangan udara terhadap Gereja Ortodoks Yunani.
Baca Juga : Reaksi Dunia Islam terhadap Kejahatan Israel di Gaza
Tujuh rumah sakit umum dan 21 pusat kesehatan kini tidak dapat beroperasi, jelasnya, seraya menyerukan perlindungan internasional terhadap rumah sakit dan fasilitas kesehatan di Gaza sehubungan dengan semakin intensifnya agresi Israel.
Pejabat senior kesehatan Palestina lebih lanjut mengatakan bahwa 46 personel medis tewas dan 85 lainnya terluka akibat serangan udara Israel. Setidaknya 23 ambulans juga hancur.
Sementara itu, organisasi hak asasi manusia internasional mengecam pemerintah Barat atas kemunafikan dan standar ganda mereka dalam menghadapi kekejaman Israel di Jalur Gaza.
Tom Porteous, wakil direktur program di sebuah badan hak asasi internasional, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa meskipun Amerika Serikat dan negara-negara Eropa mengecam kampanye militer Rusia di Ukraina, tidak ada kecaman yang jelas atas tindakan Israel di Gaza.
Baca Juga : Tak Tahan Kebijakan Tak Manusiawi Biden Soal Palestina, Pejabat Senior Kemlu AS Mundur
“Di manakah kecaman yang jelas atas pengetatan kejam penutupan Gaza selama 16 tahun yang merupakan hukuman kolektif, sebuah kejahatan perang? Di manakah kemarahan atas pernyataan para pemimpin politik Israel yang berusaha mengaburkan perbedaan penting antara warga sipil dan kombatan di Gaza bahkan ketika mereka memerintahkan pemboman yang lebih intens terhadap wilayah padat penduduk ini, sehingga membuat blok-blok kota dan lingkungan menjadi puing-puing? Di manakah seruan yang jelas dan tegas agar Israel menghormati norma-norma internasional dalam serangannya terhadap Gaza, apalagi meminta pertanggungjawaban?” dia berkata.
Dia lebih lanjut menggambarkan kemunafikan dan standar ganda Barat sebagai hal yang “mencolok dan nyata.”