Gaza, Purna Warta – Ghazi Hamad, anggota biro politik Hamas, mengatakan pada hari Jumat (23/11) bahwa kelompoknya terbuka untuk bernegosiasi untuk membebaskan lebih banyak lagi tawanan sipil yang saat ini ditahan di Gaza, termasuk laki-laki.
Namun, sehubungan dengan tentara Israel yang ditawan, Hamad mengatakan kepada Al-Jazeera, “Ini adalah cerita lain”.
Baca Juga : Pentagon: Pasukan AS telah Diserang 73 Kali
“Pada fase ini, kita berbicara tentang sandera sipil. Mengenai hal lain, kami mengupayakan pertukaran dan pertukaran yang komprehensif untuk membebaskan seluruh [7,200] tahanan di pusat penahanan Israel. Ini adalah tujuan dan sasaran kami,” kata Hamad.
“Tapi kami akan menunggu dan melihat. Kami memiliki kesabaran, kekuatan, dan energi penuh untuk melakukan itu… Israel harus membebaskan semua tahanan, dan kami siap melepaskan tentara Israel,” tambahnya.
Pada hari Rabu, gerakan perlawanan Jihad Islam Palestina yang berbasis di Gaza menekankan bahwa tentara Israel yang ditawan tidak akan dibebaskan sampai semua tahanan Palestina yang ditahan di penjara rezim dibebaskan.
Baca Juga : Zionis Lancarkan Penembakan kepada Warga Gaza yang akan Mengungsi
“Tentara musuh Zionis yang ditawan tidak akan dibebaskan sampai semua tahanan Palestina dibebaskan dari penjara dan pusat penahanan Israel,” kata pernyataan itu.
Pada hari Selasa, Israel dan Hamas telah menyetujui kesepakatan gencatan senjata sementara yang akan memungkinkan pembebasan sekitar 50 orang yang ditawan di Gaza sejak 7 Oktober, dengan imbalan warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Israel memperkirakan setidaknya 239 orang, termasuk personel militer dan warga sipil, ditawan oleh Hamas di Jalur Gaza.
Israel melancarkan perang di Gaza pada 7 Oktober setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan Operasi Badai Al-Aqsa yang mengejutkan sebagai tanggapan terhadap kampanye pertumpahan darah dan kehancuran yang dilakukan Tel Aviv selama puluhan tahun terhadap warga Palestina. Tel Aviv juga memblokir pasokan air, makanan, dan listrik ke Gaza, sehingga membuat jalur pantai tersebut mengalami krisis kemanusiaan.
Baca Juga : Tawanan akan Dibebaskan, Keluarga Siapkan Meja Shabbat dengan Kursi Kosong di Tel Aviv
Setidaknya 14.854 warga Palestina, termasuk lebih dari 6.150 anak-anak dan 4.000 wanita, tewas dan lebih dari 36.000 lainnya terluka dalam serangan Israel. Sekitar 207 petugas kesehatan dan 65 warga Palestina termasuk di antara mereka yang tewas. Sementara 7.000 warga Palestina masih hilang.