Yerusalem, Purna Warta – Kepala Biro Politik Hamas menekankan bahwa satu-satunya solusi untuk Palestina adalah perlawanan. Ia mengatakan bahwa masalah al-Quds bukanlah masalah kecil dan pihaknya akan memberikan perlawanan secara maksimal kepada rezim Zionis Israel.
Menyusul agresi Israel di al-Quds dan Masjid al-Aqsa, kelompok perlawanan Palestina Senin lalu (10/5) mulai menembakkan ratusan roket dan rudal ke kawasan pendudukan. Di sisi lain, rezim Zionis juga telah berulang kali menyerang Gaza dan membunuh lebih dari 190 warga Palestina.
Baca Juga : Ekstraksi Gas Zionis Disetop Pasca Serangan Hamas ke Platform
Pertempuran Besar-besaran
Ismail Haniyeh, kepala biro politik Hamas, mengatakan kepada surat kabar Al-Akhbar pada Senin (17/5) bahwa Hamas siap untuk memberikan perlawanan yang jauh dari yang dapat dibayangkan pihak musuh. Ia juga mengatakan, apa yang telah terjadi sejauh ini adalah titik balik dalam pertempuran besar tanpa batas untuk merebut kembali hak-hak kami di Palestina.
Haniyeh menambahkan, pertempuran di Gaza bukanlah manuver atas tuntutan Jalur Gaza yang terkepung, melainkan pertempuran untuk mendukung Al-Quds sebagai isu sentral Palestina. Apa yang telah terjadi sejauh ini di Tepi Barat, Yerusalem dan wilayah pendudukan tahun 1948 adalah tanda kembalinya persatuan ke Palestina dan bahwa Yerusalem akan menjadi gelar dari setiap pertempuran.
Al-Quds Bukan Masalah Sepele
Pemimpin Hamas menambahkan bahwa pertempuran kali ini ingin mengatakan kepada dunia dan zionis bahwa Yerusalem bukanlah masalah kecil, melainkan masalah utama Palestina. Yerusalem, katanya, berhasil menyatukan kembali rakyat Palestina di seluruh tanah bersejarah Palestina. Reaksi yang terjadi di Palestina menunjukkan bahwa Palestina tidak sendirian dalam pertempuran ini, lanjut Haniyeh.
“Kami memantau perkembangan strategis saat ini dan kami menyaksikan kebangkitan kawasan Arab dan Islam dan hubungannya dengan dunia untuk memulihkan kredibilitas masalah Palestina,”
Baca Juga : Tribun Sinagoge Runtuh, Puluan Zionis Terluka
“Seluruh dunia menyaksikan reaksi dari dalam Palestina dan gerakan populer di seluruh dunia. Dan semua ini berdampak besar pada arah proyek perlawanan untuk pembebasan,” katanya.
Haniyeh mengatakan bahwa seluruh dunia, terutama Barat yang dipimpin AS, harus waspada dengan perkembangan saat ini. Ia mengingatkan, mereka (AS dan barat) harus berinteraksi dengan rakyat Palestina dengan cara lain, salah satunya dengan menghapus kelompok-kelompok perlawanan Palestina dari daftar kelompok teroris.
“Batalyon Izz al-Din al-Qassam dan komando militernya berada dalam kondisi yang sangat baik hari ini, dan hari ini kami menyaksikan titik balik bersejarah dalam tingkat kemampuan perlawanan, dan kami telah menunjukkan kepada dunia volume perubahan dalam komando militer perlawanan,” ucap Haniyeh.
Terkait Gencatan Senjata
Terkait seruan untuk gencatan senjata, Haniyeh mengatakan bahwa ia telah berbicara dengan banyak pihak soal ini, termasuk Mesir, Qatar, Rusia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Ia mengatakan kepada pihak-pihak tersebut bahwa apa yang terjadi adalah upaya Yahudisasi Israel terhadap al-Quds dan penggusuran orang-orang Palestina dari lingkungan Quds dan agresi yang terus berlanjut di Masjid Al-Aqsa. Ia juga mengatakan kepada mereka bahwa Israel adalah pihak yang memulai pertempuran dan resistensi tidak melihat ada solusi yang tepat selain pengorbanan bangsa Palestina.
Baca Juga : Simpatisan Palestina di Maroko Gelar Unjuk Rasa di 50 Kota
Pada akhirnya, kata dia, yang terjadi akan menjadi titik balik yang membuktikan bahwa perlawanan adalah satu-satunya pilihan yang mengarah pada kemerdekaan dan restitusi hak, dan sudah saatnya meninggalkan negosiasi dan kesepakatan keamanan dengan rezim pendudukan.