Al-Quds, Purna Warta – Pada kesempatan hari peringatan internasional bagi korban teror, gerakan perlawanan Palestina Hamas menyerukan diakhirinya terorisme Israel yang telah berlangsung selama puluhan tahun terhadap Palestina dan pendudukan rezim tersebut atas Palestina.
Baca juga: [VIDEO] – 2 Tentara Israel Terluka Parah Akibat Granat
Dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu (21/8), kelompok perlawanan yang berbasis di Gaza tersebut, sembari merujuk pada Hari Peringatan dan Penghormatan Internasional bagi Korban Terorisme, mengatakan bahwa Palestina adalah contoh utama korban terorisme dan pendudukan Israel selama beberapa dekade terakhir.
“Rakyat Palestina kami telah menjadi korban terorisme yang terorganisasi dan berkelanjutan selama lebih dari tujuh dekade. Kami menyerukan diakhirinya … terorisme entitas Zionis pendudukan, penghentian agresinya, dan diakhirinya pendudukannya yang tidak adil atas tanah kami,” kata Hamas.
Pada tahun 2017, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa menetapkan tanggal 21 Agustus sebagai hari internasional untuk menghormati para korban dan penyintas terorisme guna memungkinkan para korban terorisme untuk mendapatkan dukungan atas kebutuhan mereka dan menegakkan hak-hak mereka.
Hamas mengatakan sementara PBB dan negara-negara di seluruh dunia merayakan hari tersebut, “rakyat Palestina kami masih menjadi sasaran perang paling kejam berupa genosida, pembersihan etnis, dan penghancuran sistematis semua aspek kehidupan manusia di Jalur Gaza.”
“Selama sepuluh bulan agresi dan genosida, lebih dari 40.000 martir telah terbunuh, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, selain lebih dari 93.000 orang terluka dan cedera, lebih dari 10.000 orang hilang di bawah reruntuhan, dan ribuan orang diculik dan ditahan di penjara dan pusat penahanan pendudukan di tengah ketidakmampuan dan kegagalan internasional untuk menghentikan terorisme entitas Zionis terhadap lebih dari dua juta warga Palestina di Jalur Gaza,” kata gerakan perlawanan tersebut.
Hamas mengatakan penetapan hari internasional semacam itu untuk mengenang para korban terorisme “menempatkan PBB dan masyarakat internasional beserta lembaga dan agensinya di hadapan tanggung jawab historis untuk bekerja secara serius dan bertanggung jawab untuk mengungkap terorisme entitas Zionis ini terhadap rakyat kami.”
Hamas menambahkan bahwa situasi tersebut juga membuat PBB “meningkatkan dan melanjutkan semua langkah praktis untuk mengadili Israel di Mahkamah Internasional dan Mahkamah Pidana Internasional.”
Gerakan perlawanan tersebut memperingatkan PBB agar tidak “puas dengan pernyataan dan kutukan yang dibuat oleh rezim pendudukan fasis tersebut mengingat bias dan dukungan Amerika, dan tidak adanya pencegahan (internasional) untuk mengekang terorismenya terhadap tanah, rakyat, dan tempat-tempat suci kami.”
Rezim tersebut telah melakukan pengepungan hampir total di Jalur Gaza yang dilanda perang, yang telah mengurangi aliran bahan makanan, obat-obatan, listrik, dan air ke wilayah Palestina hingga hanya tersisa sedikit.
Baca juga: [VIDEO] – Aksi Warga Jepang Bela Palestina Lewat Yel-yel Berbahasa Arab
Rakyat Palestina telah menjadi korban terorisme dan agresi Israel selama puluhan tahun “dengan pelanggaran mencolok terhadap semua norma dan perjanjian internasional serta hukum ilahi, dan dengan menentang dan mengabaikan resolusi yang dikeluarkan oleh lembaga internasional dan PBB, sebagai entitas jahat yang bebas dari semua nilai kemanusiaan dan prinsip moral,” Hamas menambahkan.
Gerakan perlawanan yang berpusat di Gaza juga menganggap masyarakat internasional sepenuhnya bertanggung jawab atas terorisme Israel yang terus berlanjut dan meningkat terhadap warga Palestina di Gaza, Tepi Barat yang diduduki, Yerusalem al-Quds, dan wilayah pendudukan tahun 1948.
“Kami menyerukan diakhirinya terorisme pendudukan Zionis dan diakhirinya agresi dan perang genosida yang dilakukannya terhadap Jalur Gaza. Kami juga menyerukan keadilan bagi rakyat kami dalam hak-hak mereka yang sah dan perjuangan untuk mempertahankan diri dan tanah mereka, serta berupaya untuk mengakhiri pendudukan Zionis, penyebab penderitaan yang terus berlangsung ini,” kata Hamas.