Gaza, Purna Warta – Gerakan perlawanan Palestina Hamas mengatakan bahwa pengeboman Israel atas Jalur Gaza (1/7) yang terkepung tidak akan merusak tekad Palestina untuk memperjuangkan hak-hak mereka melawan pendudukan Israel.
Fawzi Barhoum, juru bicara gerakan perlawanan yang berbasis di Gaza membuat pernyataan itu pada hari Jumat (2/7) setelah rezim Israel melanggar gencatan senjata dan membom sebuah situs yang diduga milik Hamas di daerah pesisir.
“Hal ini tidak akan mempengaruhi perlawanan rakyat Palestina. Mereka berani untuk melanjutkan perjuangan dengan segala cara untuk memperjuangkan hak-hak mereka dan mengakhiri penderitaan mereka,” kata Barhoum seperti yang dikutip oleh kantor berita Safa Palestina.
Baca Juga : Israel Kembali Bombardir Gaza dan Tembak Mati 1 Pemuda di Tepi Barat
“Pengeboman yang dilakukan oleh Zionis terhadap situs di Gaza tidak lain adalah aksi pamer untuk menenangkan para pemukim ilegal dan menutupi krisis yang meningkat di dalam negeri,” tambahnya.
Juru bicara Hamas juga menekankan bahwa kelompok perlawanan akan menghadapi kebijakan permusuhan Tel Aviv dan akan memaksa rezim untuk menghormati hak-hak Palestina.
Tel Aviv mengklaim bahwa serangan udara yang melanda daerah selatan Kota Gaza pada Kamis malam adalah sebuah tanggapan terhadap warga Palestina yang mengirim balon peledak ke wilayah pendudukan.
Surat kabar Times of Israel berbahasa Inggris mengklaim bahwa serangan itu menandai adanya perubahan dalam kebijakan Perdana Menteri baru rezim Israel Naftali Bennett.
Kabar harian Israel mengatakan serangan itu menunjukkan bahwa pejabat baru rezim bahkan telah meningkatkan kekerasan mereka terhadap wilayah pesisir dibandingkan dengan koalisi yang berkuasa sebelumnya, Benjamin Netanyahu, yang tidak selalu menanggapi serangan balon peledak dengan serangan udara.
Pada banyak kesempatan Hamas dengan tegas memperingatkan rezim tersebut agar tidak menguji daya tembaknya, yang notabene telah terbukti bahwa kekuatan militer gerakan perlawanan mampu memaksa Israel untuk menerima gencatan senjata selama konflik terbaru di Gaza pada bulan Mei.
Rezim Israel memulai perang selama 11 hari melawan Jalur Gaza pada 10 Mei. Sebagai akibat dari agresi brutal tersebut lebih dari 250 warga Palestina tewas di Gaza, termasuk 66 anak-anak dan lebih dari 1.900 orang terluka.
Baca Juga : Lembaga HAM: 91% Anak-Anak Gaza Alami Trauma Psikologis Setelah 11 Hari Perang Israel
Kelompok perlawanan Gaza, khususnya Hamas dan Jihad Islam, menanggapi agresi pada hari yang sama ketika mereka mulai menargetkan daerah tersebut.
Sepanjang serangan, kelompok-kelompok tersebut menembakkan lebih dari 4.000 roket ke arah Israel. Proyektil menyapu seluruh wilayah, banyak yang terbang hingga Tel Aviv dan bahkan kota Haifa dan Nazareth yang terletak di utara.
Roket Palestina juga menewaskan 12 orang di Wilayah Pendudukan.
Rezim Israel akhirnya menyerah pada gencatan senjata yang ditengahi Mesir pada 21 Mei karena tidak mampu menghentikan dampak roket Palestina.