Gaza, Purna Warta – Kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, mengatakan keputusan saat ini berada di tangan rezim Israel setelah kelompok Palestina menyetujui proposal Mesir-Qatar untuk gencatan senjata di Gaza.
Dalam percakapan telepon dengan menteri luar negeri Iran pada hari Senin (6/5), Haniyeh menguraikan tanggapan Hamas terhadap rencana politik yang diusulkan untuk menghentikan perang melawan Gaza.
Baca Juga : India Menegur Biden Secara Tegas Akibat Pernyataan Merendahkannya
Haniyeh menekankan bahwa Hamas akan membela hak-hak rakyat Palestina dalam perjanjian politik apa pun.
“Kami mengirimkan tanggapan Hamas terhadap rencana yang diajukan Mesir dan Qatar untuk menghentikan serangan rezim Israel, menukar tahanan, mencabut blokade manusia di Gaza dan kondisi lainnya,” katanya, seperti yang dilaporkan situs web Kementerian Luar Negeri Iran.
Kini kendali berada di tangan musuh, tambahnya, seraya menekankan bahwa Hamas jujur dalam niatnya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian memuji perlawanan heroik yang ditunjukkan bangsa Palestina dan kelompok perlawanan terhadap rezim Zionis dalam perang genosida di Gaza dalam tujuh bulan terakhir.
Dia menyoroti gerakan diplomatik Iran baru-baru ini dalam mendukung Palestina dan perlawanan di forum internasional, termasuk kehadiran aktif Teheran pada konferensi ke-15 anggota Organisasi Kerja Sama Islam di Gambia.
Menlu juga menegaskan kembali dukungan Iran terhadap rencana yang diajukan untuk mewujudkan hak-hak rakyat Palestina, termasuk penghentian segera dan permanen kejahatan rezim Zionis, pencabutan pengepungan kejam di Jalur Gaza, pertukaran tahanan, dan pertukaran tahanan. dan penarikan penuh dan tanpa syarat pasukan Israel dari daerah kantong pantai, dan rekonstruksi wilayah di Gaza yang rata dengan tanah akibat perang Israel.
Baca Juga : Hamas Peringatkan Invasi Israel ke Rafah akan Picu Bencana lebih Besar
Proposal gencatan senjata dilaporkan mencakup tiga fase dan akan mengakhiri perang Israel di Gaza serta pembebasan tawanan Israel yang ditahan di daerah kantong tersebut dan warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Pengumuman Hamas pada hari Senin disambut dengan perayaan di Gaza karena warga Palestina berharap hal itu akan mengakhiri perang yang telah berlangsung hampir tujuh bulan, di mana Israel telah menewaskan sedikitnya 34.700 orang di wilayah Palestina.