Al-Quds, Purna Warta – Mousa Abu Marzook, Wakil Ketua Biro Politik Front Resistensi Hamas, menyimpulkan satu prediksi bahwa dalam sehari atau dua hari ke depan rezim Zionis Israel akan menyerah dan mengajukan gencatan senjata.

Abu Marzook, Rabu malam (19/5), dalam salah satu wawancaranya dengan surat kabar al-Mayadeen mengatakan, “Saya yakin upaya-upaya yang dikerahkan untuk gencatan senjata sekarang ini akan sampai pada tujuan. Gencatan senjata akan dilaksanakan serentak bersama.”

Baca Juga : Pesan Saraya Al-Quds: Ratusan Jam Kami Menunggu, Mana Pasukan-mu Zionis?

“Upaya merajut gencatan senjata akan menghasilkan buahnya. Dan saya menantikan sehari atau dua hari ke depan, kami akan merasakan ketenangan… Gencatan senjata terkait dengan Jalur Gaza, tidak meliputi tawuran dan konflik di daerah Tepi Barat dan beberapa daerah dalam Palestina Pendudukan lainnya,” tambahnya.

Anggota senior Hamas tersebut mengupas ketidakmampuan atau kelemahan rezim Zionis untuk kontinuitas perang dan menjelaskan, “Israel tidak mampu perang di beberapa medan. Israel sangatlah khawatir pintu neraka terbuka untuknya…. Sekarang pembahasannya adalah gencatan senjata, bukan akhir segala jenis resistensi dan perlawanan lainnya.”

Kepada al-Mayadeen, Abu Marzook juga membahas tekanan Amerika Serikat kepada rezim Zionis untuk menerima gencatan senjata, “Rudal-rudal al-Qassam di Tel Aviv telah memaksa Joe Biden untuk menelpon Mahmoud Abbas. Washington enggan membahas kejahatan-kejahatan Israel di tengah Dewan Keamanan, namun pasca bombardir ke Tel Aviv, semuanya berubah.”

Baca Juga : Bukan Perang Gaza yang Dikhawatirkan, Israel Lebih Takut Runtuh dari Dalam

“Washington andil dalam pembantaian kami (Palestina) dan saat ini ada kemungkinan tekanan Gedung Putih kepada Tel Aviv untuk menahan kejahatan… Muqwamah-lah yang memaksa Benjamin Netanyahu untuk diam berdiri tidak melangkahi hak-hak Palestina di al-Quds dan Masjid al-Aqsa.,” jelasnya.

Adapun kepada negara-negara Arab yang menjalin normalisasi dengan Israel, Abu Marzook mengingatkan, “Mereka harus mundur dari kesepakatan itu setelah melihat brutalitas rezim Zionis ini.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here