Gaza, Purna Warta – Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) mengatakan gencatan senjata dan negosiasi pertukaran tahanan dengan rezim Israel hanya tersedia hingga awal bulan Ramadhan.
Sumber berita melaporkan tip terpisah dari rezim Israel dan delegasi gerakan Hamas ke Kairo, ibu kota Mesir, untuk pembicaraan tidak langsung mengenai pembentukan gencatan senjata di Jalur Gaza dan pertukaran tahanan.
Baca Juga : Maria Zakharova: Jerman Belum Bersih Dari Nazi
Menolak persyaratan yang didiktekan AS kepada rezim Israel untuk melakukan perundingan, seorang pejabat senior Hamas mengatakan mereka tidak mengikuti rencana Bibi yang berusaha mengurangi tekanan pada kabinetnya dengan mengorbankan nyawa rakyat Palestina.
“Kelanjutan perundingan tidak langsung bergantung pada kesiapan pihak lain untuk memenuhi tuntutan kami,” ujarnya.
Hamas dan kelompok perlawanan tidak akan memberikan informasi apa pun kepada rezim Israel tentang para tahanan Zionis, kecuali jika rezim tersebut mau membayar harga atas penderitaan yang ditimbulkannya pada rakyat Gaza, Hamas tidak akan memberikan informasi apa pun tentang para tahanan Zionis.
Rezim Israel percaya bahwa 134 warga Israel ditahan oleh pasukan perlawanan dan mengatakan bahwa di antara mereka terdapat 31 mayat ditambah 6 tahanan berkewarganegaraan Amerika.
Sekitar 5 bulan telah berlalu sejak perang Israel di Gaza; jumlah orang yang mati syahid di Gaza melebihi 30.000 orang.
Baca Juga : Korut Mengecam Latihan Militer Gabungan Amerika Dan Korsel
Menteri Pertahanan AS mengakui bahwa lebih dari 25.000 perempuan dan anak-anak sejauh ini telah terbunuh di Jalur Gaza sejak 7 Oktober.
Pada tanggal 7 Oktober Perlawanan Palestina melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa terhadap pasukan rezim Israel sebagai respons atas kejahatan harian rezim terhadap rakyat Palestina selama 75 tahun pendudukan Palestina sejak tahun 1948.