Gaza, Purna Warta – Gerakan Hamas Palestina mengumumkan rencana gencatan senjata tiga fase di Jalur Gaza, termasuk penarikan penuh pasukan Israel, rekonstruksi infrastruktur di wilayah kantong tersebut dan pertukaran sandera dan jenazah, Reuters melaporkan pada Rabu (7/2), mengutip draf dokumen tersebut.
Baca Juga : Hamas: Netanyahu Ingin Menjatuhkan Israel pada Perang yang Panjang
Tahap pertama dari rencana tersebut melibatkan negosiasi gencatan senjata dengan Israel melalui mediator. Kesepakatan ini juga mencakup pembangunan kembali rumah sakit dan kamp pengungsi di Jalur Gaza, serta penarikan pasukan Israel dari daerah kantong yang berpenduduk padat.
Selain itu, pertukaran tahanan dengan tahanan Palestina di Israel, serta pengiriman bantuan kemanusiaan harus dilakukan dalam waktu 45 hari.
Tahap kedua mencakup pertukaran seluruh tawanan laki-laki Israel dengan tahanan Palestina dalam jumlah yang tidak ditentukan dan penarikan total pasukan Israel dari Jalur Gaza.
Sebagai bagian dari tahap terakhir, kedua belah pihak harus menukarkan jenazah para korban.
Pada tanggal 7 Oktober 2023, gerakan Palestina Hamas melancarkan serangan roket skala besar terhadap Israel dari Gaza dan melanggar perbatasan, membunuh 1.200 orang dan menculik sekitar 240 lainnya. Israel melancarkan serangan balasan, memerintahkan blokade total terhadap Gaza, dan memulai serangan darat ke daerah kantong Palestina dengan tujuan “menghilangkan pejuang Hamas dan menyelamatkan para sandera”. Lebih dari 27.500 orang telah terbunuh sejauh ini di Jalur Gaza, kata pihak berwenang setempat.
Baca Juga : Laporan: Militer Israel Filmkan Kehancuran Gaza
Pada tanggal 24 November, Qatar memediasi kesepakatan antara Israel dan Hamas mengenai gencatan senjata sementara dan pertukaran beberapa tahanan dan sandera, serta pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Gencatan senjata telah diperpanjang beberapa kali dan berakhir pada tanggal 1 Desember. Lebih dari 100 sandera diyakini masih ditahan oleh Hamas di Gaza.