Gaza, Purna Warta – Hamas mengecam Otoritas Palestina (PA) karena menekan demonstrasi Tepi Barat yang diduduki untuk mendukung diakhirinya perang genosida Israel di Jalur Gaza.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Selasa, Hamas mengatakan Otoritas Palestina, yang memerintah Tepi Barat yang diduduki, “secara langsung dan jelas berusaha untuk menggagalkan setiap gerakan rakyat yang mendukung Gaza.” Pernyataan itu muncul sehari setelah warga Palestina di Tepi Barat menutup bisnis dalam aksi mogok umum dan berunjuk rasa untuk menunjukkan solidaritas dengan rekan senegara mereka di tengah serangan brutal Israel di Gaza.
Baca juga: Iran: AS Belum Menanggapi Usulan Murah Hati untuk Perundingan Tidak Langsung
Demonstrasi hari Senin tidak hanya menghadapi tindakan represif Israel karena PA melancarkan tindakan keras terhadap para peserta dan menangkap beberapa dari mereka.
Hamas mengatakan tindakan PA melayani kepentingan Israel dan merupakan “tikaman dari belakang” bagi warga Palestina.
Toko-toko, sekolah, dan sebagian besar kantor administrasi publik ditutup di Tepi Barat selama aksi mogok tersebut, yang diserukan oleh koalisi faksi-faksi Palestina untuk memprotes “genosida dan pembantaian berkelanjutan terhadap rakyat kami” oleh Israel.
Imad Salman, pemilik toko suvenir di Kota Tua al-Quds, mengatakan penutupan itu untuk “keluarga kami di Gaza, anak-anak kami di Gaza.”
“Aksi mogok ini sebagai bentuk solidaritas dengan Gaza dan apa yang terjadi di sana,” kata warga Palestina lainnya bernama Ahmed. “Perang ini harus dihentikan, pembunuhan dan penghancuran harus dihentikan, dan hanya perdamaian yang harus menang — perdamaian, dan tidak ada yang lain selain perdamaian.”
Protes pro-Palestina serupa terjadi di Tunisia, Yordania, Suriah, dan Lebanon pada hari Senin.
Israel melancarkan genosida di Gaza pada 7 Oktober 2023, tetapi gagal mencapai tujuan yang dinyatakannya meskipun telah menewaskan 50.752 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan melukai lebih dari 115.475 lainnya.
Baca juga: Pezeshkian: AS Belum Menunjukkan Keseriusan dalam Negosiasi
Entitas perampas itu menerima persyaratan negosiasi yang telah lama berlaku oleh Hamas di bawah gencatan senjata Gaza, yang dimulai pada 19 Januari.
Namun, pada 18 Maret, Israel secara sepihak melanggar gencatan senjata dan melanjutkan pemboman tanpa henti di Gaza.