Gaza, Purna Warta – Gerakan perlawanan Palestina, Hamas, mengutuk keras pembunuhan yang dilakukan oleh rezim Israel terhadap seorang jurnalis Palestina ternama dan populer sebagai “pembunuhan pengecut” dan tindakan “sadisme,” serta menuduh Tel Aviv telah secara sistematis membungkam suara kebenaran.
Jurnalis yang dimaksud adalah Hassan Eslayeh, seorang jurnalis foto lepas yang dihormati. Ia tengah menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Nasser di kota Khan Yunis, Jalur Gaza selatan, pada hari Selasa setelah sebelumnya selamat dari serangan udara Israel pada 7 April yang menargetkan tenda media tempat para jurnalis berkumpul.
Eslayeh dikenal karena keberaniannya dalam mendokumentasikan perang genosida Israel yang dimulai pada Oktober 2023 di Gaza, serta operasi bersejarah yang dilancarkan oleh Hamas bersama pejuang perlawanan Gaza lainnya terhadap wilayah Palestina yang diduduki menjelang perang tersebut.
Ia memiliki banyak pengikut di media sosial berkat komitmennya untuk melaporkan fakta-fakta di lapangan tanpa kompromi.
Militer Israel mengklaim bertanggung jawab atas serangan udara yang menewaskan Eslayeh, dengan dalih bahwa mereka menargetkan “pusat komando dan kendali Hamas” di dalam kompleks rumah sakit. Namun, dalih semacam ini selalu digunakan Israel untuk membenarkan serangan brutal mereka terhadap warga sipil.
Hamas dan berbagai pengamat independen menolak klaim tersebut, menegaskan bahwa Eslayeh adalah jurnalis sipil yang tidak memiliki afiliasi dengan kelompok perlawanan mana pun.
Gerakan perlawanan itu menyebut serangan ini sebagai “pelanggaran terang-terangan terhadap seluruh hukum internasional dan kemanusiaan,” dan mengatakan bahwa rezim Israel tengah mengalami kebangkrutan moral dan media.
Hamas juga menyerukan kepada masyarakat internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa dan organisasi-organisasi pers, untuk segera bertindak menghentikan kejahatan perang rezim Israel terhadap para jurnalis Palestina serta menjatuhkan sanksi terhadap para pejabat Israel.
Sejak dimulainya perang pada Oktober 2023, lebih dari 215 jurnalis Palestina telah dibunuh oleh pasukan Israel, sebagian besar di antaranya gugur di Jalur Gaza.