Gaza, Purna Warta – Gerakan perlawanan Hamas Palestina telah mengecam keras AS dan Inggris karena melancarkan agresi militer terhadap target-target di Yaman, memperingatkan konsekuensi berbahaya yang dapat ditimbulkan serangan tersebut terhadap keamanan dan stabilitas di kawasan Asia Barat.
Baca juga: Kelompok Perlawanan Palestina Puji Serangan Rudal Yaman di Tel Aviv
“Kami di Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) mengutuk dengan sekeras-kerasnya agresi AS-Inggris, dan pemboman udara dan laut terhadap wilayah Yaman. Kami menganggapnya sebagai kejahatan dan agresi terang-terangan terhadap kedaulatan Yaman, dan ancaman terhadap keamanan kawasan,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat.
Kelompok yang bermarkas di Gaza itu juga mengecam Washington dan London atas militerisasi Asia Barat, dengan mengatakan bahwa mereka sangat melindungi musuh Zionis yang menduduki dan menutupi kejahatannya terhadap warga Palestina dan negara-negara lain di kawasan itu.
Sebelumnya pada hari Jumat, pasukan AS dan Inggris melakukan serangan udara, laut, dan kapal selam terhadap sasaran-sasaran Yaman. Presiden AS Joe Biden mengatakan serangan itu merupakan operasi gabungan oleh AS dan Inggris, dengan bantuan dari Australia, Bahrain, Kanada, dan Belanda.
Serangan terhadap Yaman menyusul serangan pasukan Yaman terhadap beberapa kapal terkait Israel di Laut Merah. Yaman mengatakan bahwa mereka melakukan operasi tersebut sebagai bentuk solidaritas dengan warga Palestina di Gaza, yang telah menderita lebih dari 23.500 kematian dalam agresi Israel sejak 7 Oktober.
Hamas memberi hormat kepada bangsa Yaman dan solidaritasnya yang tak tergoyahkan dengan warga Palestina selama Operasi Badai Al-Aqsa.
“Kami menegaskan bahwa agresi brutal terhadap Yaman adalah tindakan teror yang tidak diperhitungkan, di bawah pengaruh entitas Zionis pendudukan dan pemerintahan sayap kanannya. Itu hanya akan meningkatkan kekerasan dan ketegangan di kawasan itu. Washington dan London memikul tanggung jawab penuh atas potensi dampaknya,” kata gerakan perlawanan Palestina.
AS dan Inggris menyerang target Ansarullah di seluruh Yaman sebagai tanggapan atas gerakan perlawanan rakyat Yaman dalam agresi yang mereka jalankan
Hamas menyatakan bahwa keamanan dan stabilitas tidak akan menang di seluruh kawasan kecuali pendudukan Israel atas tanah Palestina dan Arab berakhir.
Kelompok Palestina mendesak Washington dan London untuk meninjau kebijakan kolonial mereka, sebagai pengakuan atas hak dan kepentingan negara-negara Muslim, dan tidak menutup mata terhadap kekejaman Israel dan genosida yang dihadapi Palestina.
Keterlibatan rezim Al Khalifah dalam agresi Yaman dikecam
Selain itu, wakil sekretaris jenderal oposisi Bahrain, Masyarakat Islam Nasional Al-Wefaq, mengecam keras keterlibatan rezim Al Khalifah dalam serangan besar-besaran terhadap Yaman.
Sheikh Hussain al-Daihi mengatakan kepada jaringan berita televisi berbahasa Arab Lebanon, al-Mayadeen, bahwa tindakan tersebut mengungkap dimensi skema Israel dan sifat sebenarnya dari rezim Manama yang berkuasa.
Baca juga: Pasukan Yaman Tembak Jatuh Drone AS Ketiga dalam Seminggu
Ia menekankan bahwa kerja sama dan keterlibatan rezim Al Khalifah dalam serangan AS dan Inggris terhadap Yaman mengungkap pendekatan permusuhan dari negarawan Bahrain.
“Keterlibatan Bahrain dalam agresi tersebut dengan jelas menunjukkan keretakan yang semakin besar antara rezim Al Kahlifa di satu sisi dan bangsa Bahrain serta masyarakat Arab dan Muslim lainnya di sisi lain,” kata Daihi.
Warga Yaman telah menyatakan dukungan terbuka mereka terhadap perjuangan Palestina melawan pendudukan Israel sejak rezim tersebut melancarkan perang yang menghancurkan di Gaza pada 7 Oktober setelah gerakan perlawanan Palestina di wilayah tersebut melakukan serangan balasan mendadak, yang dijuluki Operasi Badai Al-Aqsa, terhadap entitas pendudukan tersebut.
Laporan mengungkapkan bahwa perusahaan pelayaran Israel telah memutuskan untuk mengubah rute kapal mereka karena takut akan serangan oleh pasukan Yaman.
Pasukan Yaman juga telah meluncurkan serangan rudal dan pesawat tak berawak terhadap sasaran-sasaran di wilayah yang diduduki Israel setelah agresi rezim tersebut di Gaza.