Gaza, Purna Warta – Dalam pidatonya pada malam Idul Fitri, Khalil Al-Hayya menyampaikan salam kepada rakyat Palestina di seluruh wilayah, terutama kepada warga Gaza yang tetap teguh dalam menghadapi agresi. Ia juga menghormati para syuhada dan keluarga mereka, serta berdoa agar Allah menerima amal ibadah mereka selama Ramadan.
Perlawanan Tak Pernah Berhenti Demi Gencatan Senjata
Al-Hayya menegaskan bahwa perlawanan tidak pernah berhenti berusaha mencapai gencatan senjata. Ia meminta agar Allah menerima pengorbanan rakyat Gaza, termasuk mereka yang gugur sebagai syuhada dan semua penderitaan akibat kejahatan terus-menerus rezim Zionis. Ia menggambarkan kondisi rakyat Gaza yang menderita karena blokade, kelaparan, kurangnya makanan dan obat-obatan, serta pembunuhan dan penghancuran.
Namun, ia juga menekankan bahwa rakyat Palestina tetap teguh dan bertekad melawan penjajahan dan kebrutalan Israel. Hamas, bersama kelompok perlawanan lainnya, telah menggelar perundingan melalui mediator selama satu setengah tahun terakhir untuk mencapai gencatan senjata dengan tujuan utama menghentikan agresi di Gaza, memastikan hak-hak rakyat Palestina, dan membebaskan para tahanan dari penjara Israel.
Israel Menghambat Kesepakatan Gencatan Senjata
Menurut Al-Hayya, Israel terus mengulur waktu dan menghindari kesepakatan untuk memperpanjang perang demi kelangsungan pemerintahan Netanyahu. Bahkan setelah tahap pertama gencatan senjata dicapai pada Januari lalu, Israel tidak mematuhi perjanjian tersebut dan justru meningkatkan kekerasan, menutup jalur bantuan kemanusiaan, serta melanjutkan pembantaian di Gaza.
Hamas telah menunjukkan sikap positif terhadap semua proposal gencatan senjata yang diajukan mediator. Namun, Netanyahu dengan sengaja menggagalkan upaya ini demi kepentingan politiknya. Al-Hayya berharap bahwa rezim Zionis tidak akan kembali menghambat proposal terbaru yang telah diterima Hamas.
Senjata Perlawanan Adalah Garis Merah
Al-Hayya menegaskan bahwa Hamas dan kelompok perlawanan lainnya tidak akan pernah menyerah atau meninggalkan rakyat Palestina. Ia memperingatkan bahwa mereka yang berpikir Hamas akan meninggalkan perjuangannya berada dalam ilusi. Ia menegaskan bahwa Palestina tidak akan tunduk pada penghinaan, pengusiran paksa, atau penjajahan.
Ia juga menekankan bahwa senjata perlawanan adalah garis merah yang tidak bisa dinegosiasikan. Senjata ini tetap ada selama pendudukan Israel masih berlangsung dan akan menjadi alat bagi negara Palestina yang merdeka untuk melindungi hak-haknya. Hamas bertekad untuk melanjutkan perjuangan hingga perang dihentikan sepenuhnya, persatuan nasional tercapai, dan negara Palestina yang merdeka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya dapat terwujud.
Idul Fitri yang Penuh Duka bagi Gaza
Dalam pidatonya kepada umat Arab dan Muslim, Al-Hayya menyampaikan bahwa Idul Fitri tahun ini dirayakan di tengah penderitaan rakyat Palestina yang menghadapi genosida di Gaza serta penindasan dan pengusiran di Tepi Barat dan wilayah Palestina lainnya.
Ia mengecam diamnya dunia internasional terhadap kejahatan Israel dan menyerukan kepada umat Islam untuk mengambil tindakan nyata guna menghentikan agresi Zionis. Al-Hayya menutup pidatonya dengan menyerukan persatuan dan dukungan dari dunia Arab dan Islam bagi perjuangan rakyat Palestina, dengan harapan bahwa bersama-sama mereka dapat mengubah keadaan dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.