Gaza, Purna Warta – Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas, telah mengecam putaran terakhir serangan udara Israel terhadap seluruh Jalur Gaza. Hamas mengatakan rezim Israel melanjutkan agresinya terhadap daerah kantong yang terkepung untuk menutupi kegagalan penjagaan penjaranya setelah pelarian enam warga Palestina baru-baru ini dari penjara dengan keamanan tinggi di bagian utara wilayah pendudukan.
“Melalui pemboman Gaza, rezim pendudukan Israel berusaha menutupi kelemahan dan kegagalannya setelah Operasi Terowongan Kebebasan, atau ketidakmampuannya untuk menghentikan perjuangan kemerdekaan,” kata juru bicara Hamas Hazem Qassem dalam sebuah postingan yang diterbitkan di halaman Twitternya pada hari Senin (13/9).
Dia menambahkan, “Tanggapan front perlawanan di Gaza terhadap pemboman Israel dan keterlibatannya dengan pasukan pendudukan di kota-kota Tepi Barat dan al-Quds telah memvalidasi kelanjutan perjuangan kebebasan tahanan Palestina yang heroik dan ketidakmampuan pendudukan Israel untuk memaksakan persamaan terhadap Palestina dan perlawanan.”
Pesawat militer Israel melancarkan serangkaian serangan udara di Jalur Gaza yang terkepung pada dini hari Senin (13/9).
Kantor berita Shehab Palestina melaporkan bahwa pesawat-pesawat tempur Israel membom kompleks Hamas di timur kota perbatasan Rafah.
Laporan itu menambahkan bahwa sebuah situs milik pejuang perlawanan yang berbasis di Gaza juga menjadi sasaran beberapa rudal udara. Situs tersebut terletak di daerah al-Yarmouk, di sebelah timur kota Khan Yunis di Jalur Gaza selatan,.
Selain itu, jet tempur Israel dan pesawat pengintai menyerang sebuah situs milik faksi perlawanan di sebelah barat kota Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah.
Dalam sebuah pernyataan tentara Israel mengatakan bahwa selama serangan udara mereka menghantam empat pangkalan, termasuk terowongan bawah tanah, penyimpanan senjata dan fasilitas produksi.
Militer menambahkan bahwa mereka melakukan serangan setelah warga Palestina di Jalur Gaza menembakkan roket ke tanah yang diduduki Israel pada Minggu malam (12/9).
Selama serangan Israel, pejuang perlawanan di Jalur Gaza meluncurkan roket kedua menuju bagian selatan wilayah pendudukan.
Pada dini hari tanggal 6 September, Zakaria Zubeidi, mantan komandan Brigade Syuhada al-Aqsa di Jenin dan lima anggota Jihad Islam menggali jalan keluar melalui sistem drainase sel mereka dan melarikan diri dari penjara Gilboa.
Petugas penjara Israel diberitahu oleh para petani yang melihat mereka berlari melewati ladang.
Menurut media Israel, empat dari anggota Jihad Islam menjalani hukuman seumur hidup, sementara salah satunya ditahan tanpa dakwaan selama dua tahun di bawah perintah penahanan administratif.
Pada hari Sabtu (11/9), outlet media Israel melaporkan bahwa empat dari pelarian telah ditangkap di bagian utara wilayah pendudukan.