Gaza, Purna Warta – Gerakan perlawanan Palestina Hamas menekankan perlunya meminta pertanggungjawaban Israel atas kejahatannya terhadap Palestina dan menuntut para pemimpin rezim pendudukan di Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) setelah penembakan fatal terhadap seorang remaja di Tepi Barat yang diduduki.
Juru bicara Hamas Hazem Qasem membuat pernyataan dalam siaran pers pada hari Kamis (29/7), dia mengecam Pembunuhan Israel terhadap seorang anak laki-laki berusia 12 tahun yang mengendarai mobil dengan ayahnya di Tepi Barat yang diduduki sebagai kejahatan perang.
“Kegigihan tentara pendudukan dalam melakukan kejahatan terhadap anak-anak kami mencerminkan bahwa mereka berada di atas hukum internasional,” kata Qasem. “Kami menegaskan kembali keadilan tuntutan rakyat kami untuk para pemimpin tentara Israel di Pengadilan Kriminal Internasional.”
Juru bicara Hamas juga menekankan bahwa peluncuran operasi perlawanan habis-habisan terhadap pendudukan Israel di Tepi Barat adalah satu-satunya cara untuk menghadapi kejahatan rezim.
Penembakan fatal terhadap remaja Palestina itu terjadi pada Rabu (28/7) di dekat pintu masuk kota Beit Ummar, utara kota al-Khalil di Tepi Barat.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan Mohammad Mouayyad Allamy tertembak di dada dan menderita pendarahan di paru-parunya ketika pasukan Israel menembaki mobil tanpa alasan. Anak itu dievakuasi oleh petugas medis dalam kondisi kritis ke Rumah Sakit al-Ahli, tetapi kemudian meninggal dunia.
Mohammad adalah pemuda Palestina kedua yang meninggal karena tembakan Israel dalam beberapa hari ini.
Pada 24 Juli Pasukan Israel menyerbu kota Beita, selatan Nablus dan membunuh seorang remaja Palestina berusia 17 tahun dalam sebuah protes atas pemukiman ilegal di Tepi Barat yang diduduki.