Gaza, Purna Warta – Gerakan perlawanan Palestina, Hamas, menyerukan protes massal dalam beberapa hari mendatang untuk menuntut pembukaan perbatasan Rafah dan diakhirinya genosida rezim Israel terhadap warga Palestina di Gaza.
Baca Juga : Rusia dan Tiongkok Memveto Resolusi Rancangan AS untuk Benarkan Agresi Israel
Dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis, gerakan tersebut meminta rakyat Palestina di wilayah pendudukan dan di seluruh dunia, serta seluruh dunia Arab dan Muslim, untuk melakukan protes massal pada hari Jumat dan Minggu di bawah slogan “Buka penyeberangan Rafah” dan “ Hentikan perang genosida di Gaza.”
“Kami menyerukan kepada rakyat kami di seluruh tanah air dan di luar negeri, dan kepada semua anggota negara Arab dan Islam, serta masyarakat bebas di dunia, untuk mengintensifkan mobilisasi rakyat dalam beberapa hari mendatang, dan untuk melakukan demonstrasi secara aktif pada hari Jumat dan Minggu. di bawah slogan ‘Buka penyeberangan Rafah’ dan ‘Hentikan perang genosida di Gaza,’” demikian bunyi pernyataan kelompok tersebut.
Ia menambahkan bahwa seruan tersebut muncul “mengingat pembantaian mengerikan dan perang genosida” yang dilakukan oleh rezim pendudukan Israel dan “tentara Nazi” terhadap warga sipil Palestina yang tidak bersenjata, khususnya anak-anak dan perempuan.
Seruan untuk melakukan protes muncul di tengah berlanjutnya penutupan penyeberangan perbatasan dan pencegahan Israel terhadap masuknya bahan bakar, pasokan bantuan, dan bahan-bahan medis yang mendesak melalui penyeberangan Rafah.
Seruan tersebut juga bertepatan dengan pengumuman “runtuhnya sistem layanan kesehatan” di Jalur Gaza, yang mengancam akan memperdalam bencana kemanusiaan yang dialami oleh orang-orang di Gaza yang terkepung, lanjut pernyataan itu.
Baca Juga : UNICEF: Korban Anak-anak Akibat Perang Israel di Gaza Menyakitkan Hati Kami
Penyeberangan perbatasan Rafah adalah satu-satunya jalur penyelamat bagi 2,3 juta penduduk Gaza, yang kekurangan makanan, air, obat-obatan, dan bahan bakar akibat blokade Israel.
Israel melancarkan perang di Gaza pada 7 Oktober setelah kelompok perlawanan pimpinan Hamas melancarkan Operasi Badai Al-Aqsa, sebuah serangan mendadak ke wilayah pendudukan sebagai tanggapan atas kejahatan intensif rezim Israel terhadap rakyat Palestina.
Menurut sumber medis di Gaza, jumlah warga Palestina yang tewas di Jalur Gaza yang terkepung telah meningkat menjadi lebih dari 7.000 orang, termasuk 2.704 anak-anak dan 1.584 wanita.
Hamas berterima kasih kepada Rusia dan Tiongkok karena memblokir rancangan resolusi AS di DK PBB
Dalam sebuah pernyataan yang diposting di aplikasi pesan Telegram pada hari Kamis, kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh memuji langkah Rusia dan Tiongkok untuk memveto rancangan resolusi AS di Dewan Keamanan PBB mengenai konflik yang sedang berlangsung antara Palestina dan Israel.
Baca Juga : Suriah: Israel Ingin Perluas Cakupan Serangan di Gaza
Ia menambahkan bahwa Haniyeh “sangat menilai” sikap Rusia dan Tiongkok di Dewan Keamanan dan penolakan mereka terhadap rancangan resolusi yang diusulkan AS yang mendukung rezim Israel.
“Dia (Haniyeh) juga mengucapkan terima kasih kepada semua negara baik di Dewan Keamanan maupun di luar Dewan Keamanan yang menyerukan penghentian agresi terhadap rakyat Palestina di Gaza,” kata gerakan tersebut.
Pernyataan tersebut mendesak masyarakat internasional untuk memaksa Israel menghormati hak asasi manusia terhadap “rakyat Palestina baik di Jalur Gaza maupun di seluruh Palestina.”
Rusia dan Tiongkok pada hari Rabu memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang dirancang AS yang mengatakan Israel, yang telah menewaskan lebih dari 7.000 orang sebagai bagian dari perang yang sedang berlangsung di Gaza, telah bertindak untuk “membela diri.”
Perwakilan Tetap Rusia untuk PBB Vasily Nebenzya sebelumnya mengatakan bahwa Moskow menganggap dokumen tersebut tidak masuk akal dan tidak akan mendukungnya.
Baca Juga : Iran: AS Terlibat dalam Pembantaian Brutal Warga Palestina di Gaza
Dengan kebuntuan Dewan Keamanan PBB, Majelis Umum PBB yang beranggotakan 193 orang akan melakukan pemungutan suara pada hari Jumat mengenai rancangan resolusi yang diajukan oleh negara-negara Arab dan negara-negara lain yang menyerukan gencatan senjata segera.