Al-Quds, Purna Warta – Gerakan perlawanan Hamas dan Jihad Islami di Jalur Gaza memuji keberhasilan operasi sebelumnya oleh sesama pejuang perlawanan mereka di Tepi Barat yang diduduki Tel Aviv yang menyebabkan kematian seorang pemukim ilegal Israel.
Baca Juga : Menteri luar Negeri Rusia: Barat Dukung Genosida di Ukraina
Penembakan itu terjadi di pintu masuk pemukiman Hermesh di kota Tulkarm, Tepi Barat utara pada hari Selasa (30/5), melukai pemukim, yang kemudian meninggal karena luka-lukanya. Brigade Tulkarm – cabang dari Brigade Martir al-Aqsa, sebuah kelompok perlawanan yang terkait dengan partai Fatah Palestina – mengaku bertanggung jawab atas penembakan itu.
Kemudian pada hari itu, juru bicara Hamas Hazem Qassem menyebut operasi itu adalah heroik, dan telah membuktikan kemampuan perlawanan dalam membuat militer Israel lengah.
“Perlawanan tak henti-hentinya berkembang dan semakin kuat di Tepi Barat di tengah kegagalan total Zionis dalam menghentikan dan menghancurkannya,” katanya.
Baca Juga : Awal Latihan Amerika Serikat dan Beberapa Negara Arab di Arab Saudi
Respon yang alami dan sah
Jihad Islami, sesama kelompok perlawanan Hamas yang berbasis di Gaza, dalam sebuah pernyataan juga memuji operasi itu sebagai aksi yang “berani, dan tanggapan yang wajar, serta sah terhadap kekejaman rezim Israel yang meningkat terhadap bangsa Palestina.”
Operasi tersebut membawa pesan kuat bagi rezim bahwa kekejaman yang tak henti-hentinya tidak dibiarkan begitu saja.
“Musuh Israel harus tahu bahwa tidak akan ada keamanan bagi personel militer dan pemukimnya selama terus melakukan agresi terhadap wilayah dan kesucian kami,” kata pernyataan itu.
Setelah operasi tersebut, pasukan Israel menggerebek kamp pengungsi Nur Shams di Tulkarm, memicu kebuntuan berat dengan pejuang perlawanan. Seorang tentara Israel dilaporkan terluka selama konflik.
Baca Juga : Pesawat Angkut Buatan Iran Lakukan Penerbangan Perdananya
Saksi mata mengatakan helikopter tempur Israel terus berkeliaran di langit selama penggerebekan.
Selama penyerangan, pasukan rezim meledakkan rumah seorang Palestina sebelum mencegah petugas penyelamat Palestina mengakses area ledakan. Pejuang perlawanan Palestina menanggapi dengan membom sebuah kendaraan militer Israel.