Hamas: Badai Al-Aqsa Hentikan Rencana AS di Kawasan; Tandai Berakhirnya Impian Netanyahu

Hamas Badai Al-Aqsa Hentikan Rencana AS di Kawasan; Tandai Berakhirnya Impian Netanyahu

Gaza, Purna Warta Seorang pejabat senior Hamas mengatakan Operasi Badai al-Aqsa yang dilancarkan oleh kelompok perlawanan yang bermarkas di Gaza melawan Israel telah menghentikan rencana AS untuk membentuk kawasan dan masa depannya.

Osama Hamdan, yang merupakan perwakilan Hamas di Lebanon dan juga anggota politbiro kelompok tersebut, menyampaikan pernyataan tersebut saat wawancara dengan jaringan televisi al-Mayadeen Lebanon pada hari Rabu.

Baca Juga : Senator AS: AS Harus Akhiri Keterlibatannya dalam Perang Mengerikan Israel di Gaza

“Pemerintahan Amerika tidak pernah menjadi mediator atau netral, namun selalu menjadi mitra Israel, dan salah satu hasil terpenting dari (operasi) banjir al-Aqsa adalah menghentikan rencana pemerintah AS untuk membentuk kawasan dan Israel. masa depannya sesuai dengan kepentingan Washington dan pendudukan,” katanya.

Pejabat Hamas ini melanjutkan dengan mengatakan bahwa “perlawanan telah menghancurkan impian Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang masih berkhayal dalam melaksanakan proyek ideologis Zionis.”

Dia juga mencatat bahwa jika rezim Israel terus melanjutkan genosida terhadap warga Palestina di Jalur Gaza, kelompok perlawanan tidak punya pilihan selain melanjutkan pembelaannya.

Hamdan lebih lanjut menyatakan bahwa rezim pendudukan masih ragu-ragu untuk menyerang kota Rafah di selatan karena fakta bahwa mereka gagal mencapai hasil nyata dari agresi mereka terhadap Gaza.

Baca Juga : Staf PBB: Pengepungan Israel Jadikan Rumah Sakit Nasser di Gaza Tempat Kematian

Ia juga menekankan bahwa perlawanan adalah satu-satunya jalan yang akan mengarah pada pembebasan Palestina, dan menambahkan bahwa propaganda hitam musuh tidak dapat merusak hubungan antar kelompok perlawanan.

Pernyataan Hamdan muncul setelah AS memveto resolusi PBB yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera di Gaza untuk ketiga kalinya, yang memicu kecaman luas.

Hamas meluncurkan Operasi Badai Al-Aqsa pada tanggal 7 Oktober, menembus jauh ke dalam wilayah yang diduduki oleh rezim Israel, dengan melakukan serangan udara, darat, dan laut skala besar.

Kelompok tersebut mengatakan operasi tersebut merupakan reaksi terhadap penodaan yang berulang terhadap Masjid al-Aqsa di al-Quds yang diduduki serta meningkatnya kekejaman Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki.

Baca Juga : Operasi Yaman Tidak akan Berhenti Sampai Serangan di Gaza Dihentikan

Sejak dimulainya agresi brutal Israel, lebih dari 29.300 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas dan sekitar 70.000 lainnya terluka.

Rezim juga telah meningkatkan pengepungan terhadap Gaza, meninggalkan kota tersebut, yang merupakan rumah bagi lebih dari 2,3 juta warga Palestina, tanpa air, listrik, bahan bakar, dan internet.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *