Gaza, Purna Warta – Paramedis dari Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) Haitham Tubasi dan Suhail Hassouna tewas dalam serangan Israel terhadap ambulans mereka di sebelah barat Rafah, di selatan Jalur Gaza, pada 29 Mei 2024.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) mengatakan dua karyawannya tewas dalam serangan udara yang “sengaja” dilakukan oleh Israel terhadap sebuah ambulans di kota Rafah di selatan Jalur Gaza.
Baca Juga : Ribuan Orang Protes Pembantaian Rafah di London
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Rabu, PRCS Palestina mengatakan paramedis Haitham Tubasi dan Suhail Hassouna tewas saat bertugas setelah pasukan Israel “sengaja mengebom” ambulans mereka di daerah Tal al-Sultan, sebelah barat Rafah.
Ia menambahkan bahwa ambulans tersebut memiliki lambang Bulan Sabit Merah yang dilindungi secara internasional.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan paramedis sedang dalam perjalanan untuk mengambil jenazah dan orang yang terluka.
Mereka juga mengutuk serangan itu sebagai “kejahatan keji,” dan menegaskan bahwa serangan tersebut menegaskan “niat militer Israel untuk memusnahkan” sistem kesehatan Gaza.
Pembunuhan yang terjadi pada hari Rabu ini menambah jumlah staf PRCS yang terbunuh sejak awal perang genosida Israel di Gaza menjadi 19 orang.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) mengatakan militer Israel telah menembaki konvoi ambulans di Jalur Gaza.
Israel melancarkan serangan berdarah ke Gaza pada tanggal 7 Oktober setelah gerakan perlawanan Hamas melakukan operasi bersejarahnya melawan entitas perampas kekuasaan sebagai pembalasan atas kekejaman rezim yang semakin intensif terhadap rakyat Palestina.
Baca Juga : Terinspirasi dari Iran, Yaman Kembangkan Tekhnologi Rudal Balistik
Sejauh ini, rezim Tel Aviv telah membunuh sedikitnya 36.171 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta melukai 81.420 lainnya.
Dalam apa yang dianggap sebagai kejahatan perang yang terang-terangan, rezim pendudukan dengan sengaja menargetkan ambulans yang ditandai dengan jelas serta fasilitas kesehatan di seluruh Jalur Gaza yang terkepung.