Gaza, Purna Warta – Seorang dokter senior di sebuah RS utama di Gaza utara telah mengeluarkan panggilan darurat, memperingatkan tentang krisis medis yang memburuk setelah serangan udara brutal Israel yang menewaskan sedikitnya 62 orang di Beit Lahiya.
Dalam waktu 30 menit, jumlah korban tewas yang dikonfirmasi dari serangan Israel terhadap sebuah bangunan tempat tinggal di Beit Lahiya melonjak menjadi 62, menurut Rumah Sakit al-Awda, sebuah fasilitas kecil yang masih beroperasi di Gaza utara.
Jumlah korban tewas diperkirakan akan terus meningkat, karena para saksi memperkirakan bahwa sekitar 100 orang berada di dalam gedung tersebut pada saat serangan itu.
Hussam Abu Safiya, direktur jenderal Rumah Sakit Kamal Adwan, mengatakan puluhan orang yang terluka telah membanjiri fasilitas tersebut, dan ia mendesak para ahli bedah untuk segera kembali untuk membantu operasi penyelamatan nyawa.
“Banyak korban luka mungkin tidak akan selamat karena sangat kekurangan sumber daya,” kata Abu Safiya kepada Al Jazeera. Ia meminta masyarakat global untuk tidak mengabaikan situasi ini, dan menggambarkannya sebagai bagian dari “genosida” yang terjadi di Gaza.
RS Kamal Adwan, pusat perawatan kesehatan utama di Gaza utara, telah beroperasi dalam kondisi yang sangat buruk setelah pasukan Israel menahan puluhan staf medis dalam beberapa hari terakhir, sehingga hanya menyisakan tiga dokter untuk menangani masuknya pasien yang terluka.
Saksi mata menggambarkan pemandangan mengerikan dari blok perumahan yang rata dengan tanah, yang menjadi sasaran beberapa serangan udara pada dini hari. Di antara mereka yang terjebak di reruntuhan adalah anak-anak dan penduduk setempat, termasuk pemilik bangunan, kerabat, dan mertua yang baru-baru ini mengungsi dari kamp pengungsi Jabalia di dekatnya.
Seorang saksi mata menceritakan bahwa beberapa dari mereka yang tewas baru tiba di gedung itu pada malam sebelumnya, mencari perlindungan setelah pasukan Israel menyerbu lingkungan mereka.
Penduduk dan relawan di lokasi melaporkan bahwa kecil kemungkinan sekitar 60 orang yang masih terjebak di bawah reruntuhan akan selamat. Mereka menyoroti kurangnya peralatan yang memadai untuk menyingkirkan puing-puing beton besar dari bangunan lima lantai yang runtuh.
“Orang-orang ini terkubur di bawah bangunan, dan tanpa alat berat yang tersedia, hampir mustahil untuk menyelamatkan mereka,” kata seorang relawan, menggambarkan kerusakan parah yang disebabkan oleh serangan udara.
Di Gaza, sedikitnya 43.020 orang tewas dan 101.110 orang terluka dalam serangan Israel sejak 7 Oktober 2023.