Sana’a, Purna Warta – Menurut laporan yang diterbitkan surat kabar harian berbahasa Arab Al Akhbar pada Rabu (waktu setempat), rezim Israel melalui dinas mata-mata Mossad berupaya memisahkan isu Yaman dari perang di Gaza guna mempersiapkan serangan militer terhadap ibu kota Yaman, Sana’a.
Baca juga: Serangan udara Israel Tewaskan Tentara yang Ditawan di Gaza
Untuk tujuan tersebut, otoritas Israel dikabarkan tengah mencoba merekrut serta mempekerjakan mata-mata di Yaman, lanjut laporan itu.
Dalam dua hari terakhir, dinas mata-mata Israel Mossad disebut meluncurkan kampanye besar-besaran perekrutan melalui berbagai platform media sosial, dengan menyerukan kepada para penentang gerakan Ansarullah di Yaman untuk bergabung dengan Unit 504, unit khusus yang menangani operasi rahasia dan tersembunyi, demikian laporan Al Akhbar.
Para pengamat di Sana’a memperingatkan langkah tersebut, menyatakan bahwa peningkatan aktivitas Mossad menunjukkan niat Israel untuk memperluas operasi intelijen di Yaman di masa mendatang serta kemungkinan melancarkan serangan pendahuluan sebagai balasan atas dukungan Yaman terhadap rakyat Palestina di Gaza.
Surat kabar itu menyoroti bahwa meskipun operasi dukungan Yaman terhadap Gaza telah berhenti sejak perjanjian gencatan senjata mulai berlaku awal pekan ini, ancaman Israel terhadap Sana’a tetap berlanjut.
Baru-baru ini, Kanal 12 Israel mengonfirmasi bahwa kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berencana untuk melanjutkan serangan terhadap Yaman bahkan setelah perang di Gaza berakhir.
Saluran tersebut, mengutip seorang pejabat senior keamanan Israel yang tidak disebutkan namanya, melaporkan bahwa kabinet telah memutuskan untuk memisahkan penanganan isu Yaman dari konflik Gaza, sehingga konfrontasi militer dengan Yaman akan tetap berlangsung setelah gencatan senjata di Jalur Gaza diberlakukan.
Pada Desember tahun lalu, seorang pejabat Yaman menyatakan bahwa pihaknya telah mengungkap jaringan mata-mata yang bekerja untuk dinas rahasia Mossad dan CIA.
Dalam pernyataan resminya, gerakan Ansarullah menjelaskan bahwa para mata-mata tersebut ditugaskan untuk mengidentifikasi dan memantau lokasi militer Yaman, termasuk pangkalan rudal, drone, dan angkatan laut, serta gudang senjata, sekaligus mengumpulkan informasi mengenai tokoh politik dan militer serta individu lainnya di Yaman.
Jaringan mata-mata tersebut dilaporkan dijalankan oleh seorang warga negara Saudi bernama Hamid Hussein Majali, yang telah aktif di Yaman sejak 7 Oktober 2023. Ia diduga berusaha merekrut warga lokal untuk melakukan kegiatan spionase dan menghambat serangan balasan militer Yaman terhadap kepentingan Israel sebagai bentuk dukungan terhadap Gaza.