Gaza, Purna Warta – Badan Pengungsi PBB untuk Palestina, UNRWA, mengatakan operasinya di Jalur Gaza, yang dilanda perang genosida oleh Israel, akan terhenti karena kekurangan bahan bakar yang disebabkan oleh blokade penuh rezim atas wilayah tersebut.
Baca Juga : Iran: Keheningan Dunia Dorong Zionis Serang Rumah Sakit di Gaza
“Operasi kemanusiaan di Gaza akan terhenti dalam 48 jam ke depan karena tidak ada bahan bakar yang diizinkan masuk ke Gaza,” tulis Ketua UNRWA di Gaza Thomas White di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
“Tidak ada bahan bakar yang masuk ke Gaza sejak 7 Oktober,” tambahnya, mengacu pada tanggal ketika rezim Israel memulai perang agresi di Gaza sebagai tanggapan atas operasi yang dilakukan oleh kelompok perlawanan di wilayah tersebut.
“…Tidak ada yang bisa kami lakukan,” katanya kepada wartawan, sambil menambahkan, “Itulah kenyataan dari operasi bantuan yang sumber dayanya terkuras untuk melayani orang-orang yang membutuhkan.”
White, sementara itu, memperingatkan bahwa kekurangan bahan bakar berarti “tidak ada pemompaan limbah atau pembuangan limbah,” sesuatu yang akan meningkatkan risiko wabah penyakit.
Baca Juga : PM Palestina Desak PBB dan UE untuk Kirimkan Bantuan
Dia juga mengatakan kontraktor truk yang mengangkut air minum dan pasokan lainnya dari perbatasan Rafah di Gaza dengan Mesir kini kehabisan pasokan.
Ini bukan pertama kalinya badan-badan internasional memperingatkan tentang kurangnya pasokan dasar di wilayah tersebut dan risiko terhadap rumah sakit serta fasilitas pengolahan air dan air limbah.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 21 dari 35 rumah sakit dengan fasilitas rawat inap telah berhenti berfungsi karena kerusakan akibat penembakan dan serangan udara Israel atau kekurangan bahan bakar.
Juga pada hari Senin, seorang ahli bedah dari Doctors Without Borders (MSF) mengatakan ratusan orang yang terdampar di Rumah Sakit al-Shifa di Gaza mengalami kondisi yang “tidak manusiawi”, dan menambahkan, “Kami tidak memiliki listrik. Tidak ada air di rumah sakit.”
Para saksi mata mengatakan rezim Israel telah mengerahkan tank dan kendaraan lapis baja hanya beberapa meter dari gerbang fasilitas tersebut. Rezim mengklaim bahwa rumah sakit tersebut menampung “markas militer” Hamas. Gerakan perlawanan dengan tegas membantah tuduhan tersebut.
Baca Juga : Iran Jadi Tuan Rumah KTT Dunia alam Keadilan Ilmiah
Kementerian Kesehatan juga mengatakan ada puluhan jenazah di jalan-jalan di Gaza utara, tempat pertempuran paling sengit terjadi, dan menambahkan bahwa ambulans mendapat serangan dari Israel ketika mereka mencoba untuk mengambil jenazah tersebut.